Bangunan yang Mampu Berdiri Kokoh Meski Dilanda Gempa, Simak Penuturan Ahli tentanh Rumah Bambu

16 Januari 2021, 16:54 WIB
Ilustrasi rumah yang terbuat dari bambu. /Emmanuel JR/Pixabay

PR CIANJUR – Bangunan tahan gempa dibutuhkan di sejumlah negara tak terkecuali Indonesia yang merupakan negara dengan tingkat aktivitas tektonik tinggi.

Aktivitas tektonik tersebut dapat divisualisasikan dalam penuturan Adele Peters, seorang content writer di situs Fast Company, yang menunjukkan satu contoh dahsyatnya gempa menghancurkan bangunan di permukaan tanah.

Dilansir Pikiranrakyat-Cianjur.com dari Fast Company, tahun 2018 serangkaian gempa beruntun terjadi di Kota Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Baca Juga: 12 Manfaat Meditasi untuk Tubuh, Pikiran hingga Perasaan, Salah Satunya Turunkan Risiko Pikun

Gempa tersebut bahkan menewaskan sekitar 560 orang kala itu.

Di dekat titik pusat gempa, banyak bangunan hancur. Sebuah proyek bangunan baru tahan gempa dicanangkan setelah kejadian itu. Menariknya, bangunan itu terbuat dari bambu.

“Bambu adalah material yang ringan, dan juga sangat kuat,” kata Marcin Dawydzik, seorang teknisi struktural dari London.

Baca Juga: Sinopsis Anime Shingeki no Kyojin: Attack On Titan Season 4 Episode 5, Eren Mulai Beraksi!

Ketika gempa terjadi, bangunan dari bambu itu relatif tidak akan mengalami kerusakan parah. Ditambah, bambu sangat fleksibel.

“Ketika gempa terjadi, rumah dari bambu itu akan mengalami sedikit guncangan. Itu artinya, kekuatan gempa relatif berkurang, dan pergerakan (rumah) yang terjadi membuatnya sangat kuat dari guncangan gempa,” ucap Marcin.

Ketika gempa lombok terjadi, Marcin memiliki seorang teman di sana yang bekerja di sebuah lembaga swadaya masyarakat nonprofit (LSM).

Baca Juga: Tak Bawa Hasil Tes Covid-19 Antigen, Plt Bupati Cianjur Sebut 50 Kendaraan Diputarbalikkan

Dia menghubunginya dan berusaha mempelajari cara rumah temannya yang terbuat dari bambu itu bisa bertahan dari gempa.

“Saya pikir, saya seorang teknisi, saya memiliki kemampuan. Apa yang bisa saya bantu?,” kata Marcin karena penasaran. Akhirnya, dia memutuskan untuk datang ke Lombok beberapa bulan kemudian untuk mempelajari desain rumah bambu itu.

Bambu digunakan untuk rumah panggung, dan juga bambu ini banyak tumbuh di Indonesia serta secara tradisional digunakan untuk membuat bangunan.

Menariknya, Marcin menilai orang Indonesia sendiri melihat penggunaan bambu sebagai kearifan lokal dalam membuat rumah sebagai tanda orang miskin.

Baca Juga: Kementerian PUPR Relokasi Warga Terdampak Longsor, Sekda Sumedang: Kami akan Siapkan Tanah

“Itulah anggapan mereka. Mereka melihat dunia barat dan menilai berbagai macam bentuk rumah yang dibangun penuh dengan besi atau kaca sebagai bangunan yang juga ingin mereka miliki dan tinggali,” ujar Marcin.

“Masalahnya, daya tahan dari rumah permanen itu datang dari olahan unsur yang membuatnya (semen, batu, pasir), dan jika komposisinya tidak tepat, atau bangunan itu memiliki desain yang salah, maka tidak akan tahan terhadap gempa dan pasti hancur,” tutur Marcin.

Pengamatan Martin ini diimplementasikan dengan membuat tiga contoh rumah dari bambu di tiga desa berbeda.

Baca Juga: Menang Straight Set, Pasangan Praven-Melati Lolos ke Babak Semifinal YONEX Thailand Open 2021

Dia bekerja sama dengan LSM nonprofit bernama Grenzeloos Milieu.

Martin juga mengajari warga desa tentang konstruksi bangunan yang tahan gempa ini.

LSM ini sekarang bekerja sama dengan warga lokal di sana untuk menanam ribuan pohon bambu agar bisa digunakan sebagai bahan dasar membuat rumah bambu di masa depan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Fast Company

Tags

Terkini

Terpopuler