Cek Fakta: 40 Ribu Alat Rapid Test dari Tiongkok Disebut untuk Bunuh Para Ulama di Jabar

- 9 Juli 2020, 11:50 WIB
Ilustrasi rapid test.
Ilustrasi rapid test. /Pexels/Pexels/Polina Tankilevitch

PR CIANJUR - Beredar kabar di platform media sosial Facebook yang menyebut bahwa 40.000 alat tes Covid-19 dari Tiongkok sengaja didatangkan oleh pemerintah yang merupakan rencana pembunuhan massal kepada para ulama.

Kabar tersebut diunggah oleh salah satu akun Facebook pada 13 April 2020, disertai dengan tangkapan layar sebuah artikel yang berjudul Menteri Australia: Alat Tes Corona Asal Tiongkok Berbahaya.

Artikel tersebut juga menampilkan foto Menteri Dalam Negeri Australia, Peter Dutton. Selain itu, pemilik akun juga menuliskan narasi, "Hati2 org jawa barat n sekitarxa. Ada 5.000 ulama d jawa barat mao di tes covid-19. PKI itu kejii."

Baca Juga: Biaya Rapid Test Covid-19 Dinilai Mahal, Kemenkes: Tarif Berubah, Maksimal Rp 150.000

Dikutip oleh Pikiranrakyat-Cianjur.com dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada Kamis, 9 Juli 2020, kabar yang mengklaim bahwa alat rapid test Covid-19 yang dikirim dari Tiongkok sengaja untuk membunuh ulama di Jawa Barat adalah informasi hoaks atau salah.

Faktanya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat memiliki alasan yang mendasar untuk menggelar rapid test terhadap 5.000 ulama.

Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengatakan bahwa saat ini virus Corona menular melalui klaster-klaster baru.

Menurutnya, pesantren berpotensi menjadi klaster baru penularan karena para kiai atau pimpinan pesantren kerap menerima tamu dan bersalaman dengan santri.

Baca Juga: Tiongkok Hadapi Wabah Bubonic, Komisi Kesehatan Larang Masyarakat Konsumsi Marmot

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta beberapa pihak untuk berkoordinasi dengan ulama, MUI (Majelis Ulama Indonesia), dan pimpinan pesantren untuk tes massal ini

Halaman:

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Kominfo


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x