Sangat Rendah, Indonesia Baru Manfaatkan 2 Persen Energi Terbarukan dari 442,4 GW

- 14 Juli 2020, 08:32 WIB
Area Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Kamis 9 Juli 2020.
Area Pembangkit Listrik Tenaga Bayu di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, Kamis 9 Juli 2020. /ANTARA/ANTARA/Arnas Padda

PR CIANJUR - Bioenergi kini menjadi salah satu sumber energi terbarukan yang tengah dikembangkan secara masif di Indonesia.

Bukan karena sumber energinya mudah ditemukan di Indonesia tetapi juga karena variannya yang beraneka ragam. Namun, pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia masih sangat rendah.

Dikutip Pikiranrakyat-cianjur.com dari Antara, Direktur Eksekutif for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi energi terbarukan sekitar 442,4 GigaWatt (GW).

Menurut Fabby, energi tersebut baru dimanfaatkan sebesar dua persen.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 4 Akan Dibuka, Berikut Regulasi Baru Setelah Direvisi

Potensi energi terbarukan ini belum dimanfaatkan secara optimal karena masih ada beberapa kendala di lapangan, di antaranya ketidakpastian peraturan dan kebijakan, kelembagaan dan administrasi, pasar, daya saing ekonomi, infrastruktur, dan teknis.

Selain itu, pandemi Covid-19 yang belum mereda membuat pemerintah lebih fokus ke penanganan Covid-19, sehingga pengembangan sektor energi harus ditunda sementara.

Energi terbarukan ini terus tumbuh, pada 2019 terdapat tambahan 200 GW kapasitas pembangkit energi terbarukan di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Ruangan AC Diklaim Bisa Tingkatkan Penularan COVID-19, Begini Cara Pencegahannya

Sementara dari potensi energi yang dimiliki Indonesia, Fabby menjelaskan, energi surya tercatat yang tertinggi dengan potensi 207,8 GW disusul energi air 75 GW, energi bayu sebesar 60,6 GW, bioenergi 32,6 GW, energi panas bumi 28,5 GW, dan arus laut 17,9 GW.

Halaman:

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah