JENDELA CIANJUR - Banyaknya aktivitas dan kegiatan seorang ibu akan membuat ibu mengalami stres. Stres bisa disebabkan oleh lingkungan sekitar, misal teman, tetangga dan rekan kerja.
Namun, stres juga bisa dipicu dari permasalahan yang ada dalam keluarga itu sendiri.
Kondisi stres ini, tentu saja memicu kecemasan. Tapi, stres dan kecemasan merupakan hal yang wajar selama tidak mengganggu kinerja produktivitas individu itu sendiri.
Baca Juga: Terungkap! Predator Seks SS dari Pangalengan Ternyata Pernah Jadi Korban Sodomi
Dilansir Jendela Cianjur dari akun Instagram @talkparenting ada berbagai jenis stres. Ada stres yang bersifat positif dan ada stres yang bersifat negatif.
Stres yang bersifat positif disebut dengan istilah eustress.
Eustress merupakan stres yang bisa menjadi pendukung produktivitas seseorang.
Eustress bisa dikategorikan stres dalam ukuran yang tepat. Stres ini bisa membuat individu semakin menjadi produktif dan berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Muannas Alaidid Dituntut Minta Maaf, PAN Kecewa Sikap Reaktif Pihak Ade Armando
Sementara itu, ada stres yang membawa dampak yang kurang baik bagi seseorang. Kondisi stres buruk itu dinamakan dengan istilah distress.
Distress memiliki porsi jumlah dan takaran juga intensitas yang berat.
Seseorang yang distress tidak akan bisa menjadi produktif. Hal ini sebab distress yang dimilikinya tidak bisa dikelola dengan baik.
Baca Juga: Pajak Istri dan Suami Mau Dipisah? Begini Cara Pendaftaran NPWP MT
Masalah yang terjadi selanjutnya setekah distress adalah depresi.
Depresi terjadi karena seseorang tidak bisa megelola stres dan kecemasannya dengan baik.
Depresi merupakan salah satu dari gangguan hati atau mood. Prilaku depresi ini didominasi perasaan tertekan atau depressed.
Ketika seseorang sudah mengalami depresi berat, tidak bisa diselesaikan sendiri. Bantuan Psikolog dan Psikiater yang profesional sangat diperlukan untuk membantu.
Itulah hal yang sangat membahayakan jika ibu tidak menjaga kesehatan mental. Anak tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik.***