Terkenal dengan Stigma Negatif, Ternyata Tanaman ganja Memiliki Manfaat Baik

19 November 2020, 16:53 WIB
Ilustrasi ganja. /Pexels/aphiwat-chuangchoem


PR CIANJUR – Selama ini tanaman dan orang yang mengonsumsi ganja diberikan stigma negatif oleh masyarakat. Benarkah sedemikian buruknya tanaman tersebut ?

Ganja bernama Latin Cannabis ativa L.. Belum banyak yang mengetahui bahwa serat ganja dapat digunakan untuk biokomposit, tekstil dan banyak sekali aplikasi kebermanfaatan dari tanaman tersebut.

Kepadatan tanam dan waktu panen dianggapp sebagai faktor manajemen penting yang memengaruhi kuantitas dan kualitas tanaman ganja.

Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19, Kemenpan-RB Sebut CPNS 2019 Jadi yang Terakhir, Rekrutmen Dibuka Lagi 2023

Varietas ganja yang ditanam di Kanada dan Eropa tersertifikasi dengan memiliki kandungan level THC di bawah 0,3 persen, dikutip Pikiran Rakyat Cianjur dari australianhempparty.com.

Sistem sertifikasi awalnya dikembangkan di Eropa untuk memungkinkan komersialisasi industri ganja memertimbangkan rasio CBD ke THC dan juga persentase absolut THC.

Ambang batas THC sebenarnya adalah 0,8 persen. Satu masih harus dibedakan antara dua kelompok besar varietas ganja, jenis obat-obatan dan jenis serat.

Selanjutnya dalam pembedaan klasik dari dua grup tersebut, para ilmuwan umumnya setuju deskripsi dari tiga jenis kimia;

(a) Jenis obat-obatan murni, mengandung THC sebesar 2-6 persen dan kekurangan CBD (cannabidio), (b) tipe pertengahan (mengandung sebagian besar THC), dan (c) jenis serat (mengandung THC kurang dari 0,25 persen.

Baca Juga: Jelang Pilkada 2020, Polres Trenggalek dan Situbondo Ikuti Kegiatan Khotmil Qur’an Polda Jatim

Ilmuwan yang pertama kali mempelajari tentang genus Cannabis dengan gamblang membedakan dua jenis spesies yang berbeda.

Bapak Taksonomi Tumbuhan, Linnaeus secara resmi menetapkan genus Cannabis pada 1753 ketika dia menemukan sistem binomial dari berbagai bentuk tumbuhan.

Linnaeus menambahkan kata “sativa” yang berarti kultivasi, terpelihara. Maksudnya, tanaman yang bisa dijadikan komoditi pertanian. Ini juga menunjukkan sifat utilitarian tanaman.

Dr. Andrew Wright, seorang agronomi bekerja sama dengan Laboratorium Eksperimen Pertanian Universitas Wisconsin menulis di awal abad ke 20 tepatnya tahun 1918 tentang tiga kelompok ganja yang berbeda.

“Ada tiga jenis ganja yang berbeda; yang ditanam untuk serat, lalu untuk pakan burung dan minyak, dan untuk obat-obatan,” tulis Andrew.

Baca Juga: Garuda Muda U-16 Terus Asah Kemampuan, Bima Sakti: Saya Merasa Kami Masih Banyak Kekurangannya

Pendapat umum saat ini mengakui ada tiga jenis spesies; cannabis sativa, cannabis indica, dan cannabis ruderalis.

Jenis “industri’ termasuk dalam cannabis sativa. Meskipun semua tanaman Cannabis mengandung serat batang dan memiliki banyak kegunaan dalam masyarakat primitif.

Jelaslah bahwa ganja tidak hanya bisa digunakan dalam bidang medis saja, namun bisa juga dimanfaatkan dalam bidang industri tekstil.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: australianhempparty.com

Tags

Terkini

Terpopuler