Juri Kontestasi Model Singgung Masalah Kesehatan Mental, Psikolog: tak Ada Sehat Tanpa Sehat Mental

- 24 Maret 2021, 14:25 WIB
Ilustrasi kesehatan mental.
Ilustrasi kesehatan mental. /Pexels/Polina Zimmerman.

Wanita yang juga sebagai Co-Founder Arsanara Development Partner tersebut menuturkan apabila ingin mengajukan pertanyaan sekalipun, lemparkanlah pertanyaan terbuka. Di sisi lain, minimalisir pertanyaan yang buat si pemberi pertanyaan bisa memberikan komentar pribadi.

Ketika menjadi pendengar yang baik dari orang yang sedang membuka dirinya tersebut, lanjutnya, jangan menanggapi dengan kesan perlawanan, konfrontasi.

Cara yang tepat adalah menerima dan menyadari bahwa orang tersebut sedang mencoba membuka permasalahannya.

“Karena untuk menerima saja sudah tidak mudah, apalagi jika lingkungan menyudutkan, membantah. Di terapi memang ada teknik konfrontasi ini, tapi dilakukan oleh profesional dan disesuaikan dengan kondisi kliennya juga setelah assessment,” ucapnya menjelaskan.

Baca Juga: Terkait Sertifikat Tanah Elektronik, DPR dan Kementrian Agraria Sepakat untuk Menunda

Jika sekiranya diri kita tidak bisa menjadi pendengar yang baik dari orang yang sedang membuka permasalahannya tersebut, maka, lebih baik menyatakan kepada dirinya bahwa kita tidak bisa membantu dirinya. Jujur lebih baik, meskipun itu pahit.

“Karena kebutuhan orang kan berbeda-beda dan tujuan bercerita juga bisa beda-beda,” ucap Muthmainah.

Selanjutnya, jangan memberikan tanggapan di awal. Biarkan dia bercerita terlebih dahulu secara utuh, baru jika nanti dia meminta saran, sarankanlah bertemu dengan psikolog atau psikiater untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut.

“Hindari bercandain ya. Karena ini masalah serius dan lagi-lagi kita tidak tahu cerita utuhnya dan proses dia di balik itu,” ucap Muthmainah.

Baca Juga: Baik untuk Kesuburan, Inilah 9 Manfaat Luar Biasa dari Beras Bambu

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini