Kasus Intip Payudara di Starbucks, Psikologi: Ini Mirip Gejala Voyeurism

- 4 Juli 2020, 15:54 WIB
Starbucks.
Starbucks. //Reuters/Leonhard Foeger

PR CIANJUR - Belakangan ini video yang memperlihatkan pegawai Starbucks sedang mengintip payudara pelanggan wanita melalui bantuan kamera pengawas (CCTV) menjadi viral di media sosial.

Video tersebut menuai banyak kecaman dari netizen di media sosial.

Setelah dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian terkait motif pelaku, satu orang yang berinisial D telah ditetapkan sebagai tersangka.

Selain itu, melalui akun instagramnya, pihak Starbucks Indonesia juga meminta maaf karena ulah pegawainya tersebut yang melakukan aksi tak senonoh.

Banyak netizen menilai perilaku pegawai Starbucks tersebut termasuk pelecehan seksual dan adapula yang menyebutnya kelainan seksual. Salah satu kelainan seksual yang banyak dikaitkan yakni Vira.

Baca Juga: Terungkap, Kasus Pelecehan Seksual Pelanggan Starbucks Ternyata Ada Motif Asmara

Dikutip Pikiranrakyat-Cianjur.com dari Antara, seorang psikolog, Zoya Amirin mengatakan bahwa tindakan oknum karyawan Starbucks tersebut sepintas mirip dengan gejala para pelaku voyeurism.

"Kalau kayak gangguan memang mirip ciri-cirinya. Kan salah satu gangguan yang kita kenal itu adalah voyeurism, salah satu bagian dari paraphilia atau penyimpangan perilaku seksual di mana dia merasa terangsang jika mengintip orang lain atau melakukan hubungan seksual," ujar Zoya Amirin.

Namun untuk menentukan apakah pelaku memang mengidap voyeurism, perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Terlebih belum banyak informasi yang diketahui. Salah satu yang menjadi pertanyaan adalah apakah oknum karyawan tersebut memang sering melakukannya berulang kali atau tidak.

Baca Juga: Cek Fakta: Indomaret Dikabarkan Bagikan Voucher Gratis Senilai Rp 2 Juta untuk Pelanggan

"Masalahnya, yang di Starbucks itu, kita hanya melihat satu kejadian di antara semuanya. Kalau cuma satu kejadian apakah dia selalu memanfaatkan CCTV untuk bisa terangsang," katanya.

Lebih lanjut, Zoya Amirin menyatakan bahwa apa yang dilakukan oknum karyawan tersebut dapat dikategorikan sebagai pelecehan seksual.

"Menurut saya, dia bukan voyeurism. Ini istilahnya pervert (mesum). Kalau menurut saya itu termasuk pelecehan seksual, kalau kita bilang dia gangguan jadi seolah-olah harus direhabilitasi dan tidak bertanggung jawab atas apa yang diperbuat," tutur Zoya.

Karena ini bentuk kasus pelecehan seksual, menurut Zoya, pihak Starbucks harus bertindak lebih tegas karena ini merupakan pelanggaran hak asasi manusia.

Baca Juga: 7 Tanda Anda Kurang Minum Air Putih, Muncul Jerawat hingga Ketombe

Dilansir dari laman Health Line, unsur utama voyeurism adalah orang yang diawasi tidak tahu sedang diamati. Orang tersebut biasanya berada di tempat di mana mereka memiliki tempat privasi, seperti rumah mereka atau area pribadi lainnya.

Gangguan voyeurism memerlukan diagnosis dari seorang profesional kesehatan mental. Mereka akan mencari hal-hal tertentu sebelum akhirnya mendiagnosis seseorang.

Seperti kebanyakan kondisi kesehatan mental lainnya, gangguan ini dapat diobati. Seorang terapis dapat membantu seseorang dengan gangguan voyeurism untuk mendapatkan kembali kendali hidup mereka.***

Editor: Bayu Nurullah

Sumber: Permenpan RB Health Line


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x