Mayat Bergelimpangan di Kota Bucha Usai Pasukan Rusia Tarik Mundur, Drama Otoritas Ukraina?

4 April 2022, 16:39 WIB
Rusia mengeklaim pembantaian di Bucha hanya suatu provokasi dan fitnah dari AS dan NATO. /REUTERS/Gleb Garanich.


JENDELA CIANJUR - Otoritas Ukraina menyebarkan rekaman video korban peperangan bergelimpangan di Kota Bucha, Ukraina.

Otoritas Kiev menyalahkan Rusia sebagai pihak yang bertanggungjawab atas peristiwa tersebut.

Bahkan sejumlah pemimpin negara barat menyudutkan militer Rusia atas peristiwa tersebut.

Padahal pasukan Rusia telah ditarik mundur dari wilayah tersebut. Hingga Moskow mengecam keras atas tuduhan keji tersebut.

Bahkan Polisi nasional Ukraina mengklaim telah melakukan "operasi pembersihan" di kota Bucha sebelum media Ukraina mulai memposting video, yang diduga menggambarkan banyak mayat di sana.

"Hari ini, pada 2 April, di kota Bucha, unit khusus Polisi Nasional Ukraina mulai membersihkan area penyabot dan kaki tangan pasukan Rusia," sebuah pernyataan dari polisi Ukraina yang dipublikasikan di Facebook.

Baca Juga: Merokok Bisa Hambat Proses Penyembuhan Patah Tulang, Benarkah?

Lucunya, polisi sempat mengunggah sebuah video pada hari Sabtu, menunjukkan pasukan Ukraina berjalan di jalan-jalan kota.

Sementara foto dan video dari warga sipil yang diduga tewas tergeletak di jalan-jalan Bucha muncul di internet pada hari Minggu - beberapa hari setelah pasukan Rusia meninggalkan kota.

“Kami ingin secara khusus mencatat bahwa semua unit Rusia benar-benar menarik diri dari Bucha pada 30 Maret, hari berikutnya setelah putaran pembicaraan antara Rusia dan Ukraina di Turki,” tegas Kementerian Pertahanan Rusia.

Menanggapi laporan tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan itu adalah provokasi lain oleh otoritas Ukraina, sementara Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov menekankan bahwa Kiev mencoba untuk menyalahkan Rusia, karena korban sipil di Bucha hanya bisa terjadi sebagai akibat dari serangan oleh pasukan Ukraina.

Klip yang muncul pada hari Minggu memicu perdebatan sengit secara online, dengan beberapa pengguna menyarankan bahwa mayat itu palsu, karena tidak jelas apakah mereka bergerak di video atau tidak.

Beberapa mayat terlihat mengenakan ban lengan putih - yang dianggap pasukan Ukraina sebagai lambang pasukan Rusia.

Provokasi Ukraina kepada Rusia tersebut ditanggapi serius para pemimpin negara Barat. Salah satunya Perdana Menteri Prancis, Emanuel Macron.

Dengan adanya peristiwa itu, Macron menyudutkan Rusia hingga menudingnya menjadi pihak yang bertanggung jawab. Peryataannya itu pu diungkapkan melalui akun Twitter-nya.

Baca Juga: V BTS Terciduk Merokok di Belakang Panggung Grammy Awards, Sempat Terjebak Kontroversi Serupa Pada 2019

Begitu pun Secretary of Defense Llyod J. Austin III, yang langsung menyudutkan Rusia tanpa melakukan pemantauan ke lapangan.

Sementara itu, kepala Komite Investigasi Rusia, Alexander Bastrykin, telah memerintahkan evaluasi hukum atas provokasi oleh otoritas Ukraina di Bucha.

Pasukan Rusia mundur dari Bucha setelah rangkaian pembicaraan terakhir antara Rusia dan Ukraina, di mana Moskow mengumumkan penurunan eskalasi militer.

Pembicaraan itu bertujuan untuk mengakhiri operasi militer khusus di Ukraina yang diluncurkan oleh Presiden Vladimir Putin pada 24 Februari sebagai tanggapan atas serangan Ukraina di Donbass.***

Editor: AR Rachmawati

Tags

Terkini

Terpopuler