Penelitian di Thailand Menyebutkan, Ganja Bantu Pengobatan Sejumlah Penyakit Kronis Termasuk Kanker

10 September 2020, 07:00 WIB
Hemp atau ganja rami.* /TinaKru/Pixabay

PR Cianjur - Ganja merupakan narkotika golongan I yang peredarannya ilegal di Indonesia dan negara lainnya.

Namun sampai saat ini konsumsi dan peredaran ganja masih diributkan perihal legal dan ilegalnya.

Pun di Indonesia, setelah sempat diumumkan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo sebagai salah satu komoditi obat.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Meningkat, Anies Baswedan Terpaksa 'Lempar Sauh', PSBB Total Berlaku Lagi di Jakarta

Tak lama, pengumuman itu dibatalkan dengan mencabut sementara Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) No.104 Tahun 2020, mengenai penetapan ganja sebagai tanaman obat komoditas binaan Kementan.

Dikutip dari Pikiran-Rakyat.com sebagaimana diberitakan pada artikel 'Hasil Penelitian di Thailand, Ganja Bantu Pengobatan Kanker dan Sejumlah Penyakit Kronis'

Sebuah penelitian di Thailand telah menunjukkan bahwa pasien, termasuk mereka yang menderita kanker, mendapat manfaat dari pengobatan ekstrak ganja.

Hasil penelitian yang dilansir New Straits Times itu juga menunjukkan, ganja terbukti dapat menghambat pertumbuhan sel kanker.

Studi tersebut dilakukan oleh Government Pharmaceuticals Organization (GPO), yang mendistribusikan produk ganja medis ke rumah sakit umum dan swasta pada Agustus tahun lalu.

Baca Juga: Belum Lama Hadiri Agenda Pilkada di Indramayu, Wakil Ketua DPRD Cirebon Positif Covid-19

Spesialis GPO Nanthakan Suwanpidokkul mengatakan Prasat Neurological Institute dan Queen Sirikit National Institute of Child Health menemukan bahwa gejala telah membaik pada 10 dari 16 anak, atau 62 persen, dengan epilepsi yang sulit diobati dan sulit ditangani.

Menurut laporan Bangkok Post, Prasat Neurological Institute juga menemukan bahwa lima dari tujuh pasien multiple sclerosis (MS), yang tidak menanggapi pengobatan standar membaik saat dirawat dengan produk tersebut.

Institut Kanker Nasional melaporkan bahwa 14 pasien kanker stadium akhir yang menerima perawatan paliatif mengalami pereda nyeri lebih dari 50 persen, nafsu makan lebih baik, berat badan bertambah, dan tidur lebih nyenyak.

Departemen Layanan Medis memberikan produk dan obat-obatan normal kepada 42 pasien kanker stadium akhir di klinik ganja medis di provinsi selama sebulan dan menemukan peningkatan serupa.

Sebagian besar pasien menanggapi pengobatan secara positif tanpa efek samping yang parah.

Untuk pasien Parkinson, diberikan kepada 16 pasien di RS Sakonnakhon di provinsi Sakon Nakhon selama tiga bulan dan kondisinya membaik, kebanyakan dari mereka tidur lebih nyenyak dan mengalami kualitas hidup yang lebih baik.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat Bangkok Post

Tags

Terkini

Terpopuler