Rusia Serang Ukraina, Biden Ancam Putin Dapat Sanksi Berat

- 24 Februari 2022, 13:22 WIB
Rusia mulai serang Ukraina.
Rusia mulai serang Ukraina. /Reuters/Alexander Ermochenko/REUTERS

JENDELA CIANJUR - Sejumlah pimpinan dunia mengecam aksi Presiden Rusia, Vladimir Putin yang melancarkan operasi militer di Ukraina.

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, bersumpah akan memberikan sanksi berat kepada Rusia atas keputusannya yang melancarkan serangan ke Ukraina.

Seperti diketahui, saat ini ledakan sudah terdengar di kota-kota besar Ukraina, termasuk ibu kota Kyiv.

Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Mulai Perintahkan Bombardir Ibukota Ukraina

Putin sendiri sudah menebar ancaman bagi negara mana saja yang berani ikut campur dalam urusan rusia dalam melancarkan operasi militer di Ukraina.

Namun, Biden memastikan, Washinton akan menggalang kecaman internasional terhadap Rusia, termasuk pada pertemuan khusus Dewan Keamanan PBB.

BIden bahkan mengatakan, dia sudah berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan memberi tahu dia tentang langkah-langkah yang diambil Washington terkait invasi Rusia tersebut.

Baca Juga: Tol Getaci Mulai Pembangunan, 2024 Tahap Pertama Ditargetkan Rampung

"Besok, saya akan bertemu dengan para pemimpin G7, dan Amerika Serikat serta sekutu dan mitra kami akan menjatuhkan sanksi berat kepada Rusia," kata Biden dalam sebuah pernyataan, dilansir Jendela Cianjur dari Reuters.

Biden memastikan, Washington akan terus memberikan dukungan dan bantuan kepada Ukraina dan rakyatnya, tambahnya, tetapi tidak memberikan rincian.

Sebelumnya, Biden mengutuk tindakan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mengatakan kepada televisi pemerintah sesaat sebelum serangan gencar bahwa ia telah mengizinkan "operasi militer khusus" di Ukraina timur.

Baca Juga: UE : Rusia Akan Terima Sanksi Atas Pengakuan Kemerdekaan 2 Wilayah Ukraina

"Presiden Putin telah memilih perang yang direncanakan yang akan membawa korban jiwa dan penderitaan manusia," kata Biden dalam sebuah pernyataan pada Rabu malam.

"Rusia sendiri bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang akan ditimbulkan serangan ini. Dunia akan meminta pertanggungjawaban Rusia," kata Biden lagi.

Gedung Putih mengatakan Biden akan berbicara pada sore hari.

Baca Juga: Khawatir Perang Rusia - Ukraina Pecah, Ini Permintaan Lithuania Kepada Amerika Serikat

Biden mengatakan dia akan memantau situasi dari Gedung Putih sebelum bertemu secara online dengan rekan-rekannya dari negara-negara maju Kelompok Tujuh pada Kamis pagi.

Kemudian, katanya, dia akan berbicara dengan rakyat Amerika untuk mengumumkan konsekuensi lebih lanjut yang akan dijatuhkan Amerika Serikat dan sekutu pada Rusia atas tindakan agresi yang tidak perlu ini terhadap Ukraina dan perdamaian serta keamanan global.

Biden mengatakan Washington juga akan berkoordinasi dengan sekutu NATO untuk memastikan respons yang kuat dan bersatu yang menghalangi setiap agresi terhadap aliansi.

Baca Juga: Ukraina Memanas, Pemimpin Separatis Umumkan Mobilisasi Militer, Putin Awasi Latihan Nuklir

Biden, yang mengatur putaran awal sanksi Barat minggu ini terhadap oligarki Rusia, lembaga keuangan dan ekspor, telah menjelaskan bahwa Moskow akan membayar harga yang lebih mahal untuk agresi yang berkelanjutan. 

Langkah selanjutnya kemungkinan akan mencakup sanksi terhadap lebih banyak bank Rusia, seperti Sberbank (SBER.MM) dan VTB (VTBR.MM) , langkah-langkah untuk melarang lembaga keuangan AS memproses transaksi untuk bank-bank besar Rusia, dan kontrol ekspor di AS dan asing- barang jadi.

Barang-barang tersebut berkisar dari elektronik komersial dan komputer hingga semikonduktor dan suku cadang pesawat.

Baca Juga: Amerika Serikat Terus Berupaya Meredakan Ketegangan antara Rusia dan Ukraina

Pada hari Rabu, Washington telah meningkatkan tekanan pada Putin dengan sanksi pada perusahaan yang membangun pipa gas Nord Stream 2 senilai 11 miliar dolar AS dan pejabat perusahaannya, sebuah langkah yang telah diabaikan Biden selama berbulan-bulan. Baca selengkapnya

Jerman membekukan persetujuan pada hari Selasa untuk pipa, yang telah dibangun tetapi belum beroperasi, di tengah kekhawatiran itu dapat memungkinkan Moskow untuk mempersenjatai pasokan energi ke Eropa.***

Editor: AR Rachmawati

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini