PBB Tanggapi Penghinaan Nabi Muhammad di Prancis, Sebut Karikatur Membuat Warga Sipil Jadi Korban

- 29 Oktober 2020, 14:52 WIB
Miguel Angel Moratinos, Kepala Alliance of Civilizations PBB.
Miguel Angel Moratinos, Kepala Alliance of Civilizations PBB. /Dok. UNAOC/

PR CIANJUR - Usai munculnya pembelaan Presiden Macron akan kartun satir Nabi Muhammad SAW.

Hubungan negara-negara pemeluk Muslim dan Prancis yang menegang tidak dapat dihindarkan.

Kepala badan anti-ekstremisme PBB, Miguel Angel Moratinos pun mengungkapkan "keprihatinan yang mendalam" tentang meningkatnya ketegangan tersebut.

Baca Juga: Simak Kriteria CPNS yang akan Gagal Meski Lulus SKB

Ia menyerukan "rasa saling menghormati" antara orang-orang yang berbeda agama dan pandangan politik.

Pernyataan Moratinos, pria yang juga mengepalai Aliansi Peradaban PBB, merenspons gelombang kemarahan di dunia.

Hal itu bermula dari dipenggalnya kepala seorang guru saat menunjukkan kepada murid-muridnya karikatur yang menghina Nabi Muhammad SAW.

Sang presiden Emmanuel Macron mendukung gambar-gambar itu sebagai bagian dari kelas tentang kebebasan berbicara.

Baca Juga: Hong Kong Cabut Kewajiban Karantina Kedatangan dari Tiongkok Setelah Risiko Covid-19 kian Rendah

Dengan penuh semangat Macron membela penerbitan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad dengan alasan kebebasan berbicara.

Dukungan Macron berbuntut seruan boikot massal produk Prancis, sebagaimana diberitakan Pikrian-Rakyat.com pada artikel "Tanggapi Penghinaan Nabi Muhammad di Prancis, PBB: Karikatur Memicu Warga Sipil Tak Berdosa Diserang".

Representatif Tinggi PBB tersebut Moratinos menyatakan, "mengikuti dengan keprihatinan yang mendalam akan meningkatnya ketegangan dan contoh-contoh intoleransi yang dipicu oleh publikasi karikatur satir yang menggambarkan Nabi Muhammad," menurut pernyataan yang dilansir New Straits Times.

Baca Juga: Jon Jones Tak Terima Khabib Peringkat Pertama P4P: 15 Gelar Dibanding 4, Kalian Bercanda?

"Karikatur yang menghasut juga memprovokasi tindakan kekerasan terhadap warga sipil tak berdosa yang diserang karena agama, kepercayaan atau etnis mereka," kata Moratinos dalam pernyataan itu, tanpa secara eksplisit merujuk pada pembelaan Macron atas gambar-gambar itu.

"Penghinaan terhadap agama dan simbol-simbol agama suci memicu kebencian dan ekstremisme kekerasan yang mengarah ke polarisasi dan fragmentasi masyarakat," dia memperingatkan.***(Gita Pratiwi/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x