Beredar Foto dan Video Gunung Salak Terbelah, Begini Penjelasan BNPB

27 September 2020, 12:08 WIB
Viral terbelahnya Gunung Salak, Bogor akibat longsor. /BNPB

PR CIANJUR - Terkait viralnya foto dan video terbelahnya Gunung Salak di perbatasan Bogor dan Cianjur, Jawa Barat, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menanggapi.

Laporan dari Resor PTNW Gunung Salak 1 pada Kamis, 24 September 2020, curah hujan mengakibatkan debit air Sungai Cikedung meluap dan longsoran di bibir sungai.

Laporan tersebut bersumber dari Wilayah pemantauan di Desa Pasirjaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: Kontrak Dengan Petronas Yamaha SRT Tandai 26 Tahun di MotoGP, Ini Secuil Kisah Valentino Rossi

Kepala BNPB, Doni Monardo menyebut peristiwa tersebut karena tanah longsor.

"Luapan Sungai Cikedung juga dipicu oleh rusaknya jalur sungai, seperti pendalaman dan pelebaran jalur sungai, serta kerusakan lain di bagian hilir," tuturnya, Sabtu 26 September 2020.

Beberapa catatan terkait dengan kerusakan yang teridentifikasi yakni tertutupnya akses jalan dari Kampung Palalangon dan Kampung Loji.

Serta longsor di tiga wilayah yang menimpa rumah warga, musala dan jembatan penghubung Palalangan dengan Loji.

Baca Juga: Pendaftaran Telah Dibuka, Ayo Daftar Kartu Prakerja Gelombang 10, Begini Caranya

Hasil survei hulu Sungai Cikedung dan Cisereh di puncak Gunung Salak-3 menyebutkan terdapat longsoran di sepanjang bibir hulu sungai akibat hujan deras pada Senin lalu.

Di samping itu, pada pemantauan saat itu Tim Resor Salak-1 dan PSSEJ tidak menemukan adanya bekas penebangan liar.

Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-bekasi.com sebelumnya dalam artikel "Viral Penampakan Gunung Salak Terbelah, BNPB Beri Peringatan ke Warga", Bencana longsor tersebut terjadi akibat fenomena alam, kayu yang dibawa air sungai merupakan longsoran sepanjang aliran sungai.

Baca Juga: Proses Hukum Konser Dangdutan Sudah Dijalankan, Wakil Ketua DPRD Tegal Mengaku Lalai

Pada saat kejadian, tinggi air sungai di hulu atau puncak Salak 3 cukup tinggi dan air terpecah di lokasi persawahan dan ladang atau kebun masyarakat.

Pada cuaca normal aliran air sungai sangat kecil, dan akan sangat besar pada saat hujan deras atau ekstrem.

Menyikapi hal itu, Doni meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk mengingatkan masyarakat yang berada di bagian bawah dan di sekitar kawasan agar berhati-hati.

“Jangan sampai kena material longsor. Kalau ada yg berisiko, ambil langkah mengungsi selama musim hujan,” katanya.

Dalam laporan yang diterima BNPB, Danramil Cijeruk dan babinsa wilayah setempat telah melakukan pengecekan ke lokasi.

Baca Juga: Buntut dari Konser Dangdutan Wakil Ketua DPRD Tegal, Kapolri Copot Jabatan Kapolsek

Masyarakat diimbau waspada dan siap siaga mengingat Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah menginformasikan peringatan dini cuaca, khususnya pada 26 dan 27 September 2020.

Prakiraan BMKG menyebutkan wilayah Jawa Barat termasuk salah satu wilayah dengan potensi hujan lebat yang diikuti dengan petir/kilat dan angin kencang, sedangkan pada 28 September 2020, potensi hujan masih dapat terjadi dengan disertai petir atau kilat dan angin kencang.*** (M Bayu Pratama/Pikiranrakyat-bekasi.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi

Tags

Terkini

Terpopuler