Daerah Kuningan yang getol dan telaten mengembangkan sapi jenis ini adalah Kecamatan Cibingbin.
"Kita sudah rapat penetapan sumber bibitnya, udah mulai ke arah itu sehingga banyak. Karena masih di 11 kabupaten dan makin sedikit jumlahnya. Ini harus diselamatkan karena ini hasil sumber daya genetik asli lokal Jabar," ucap Aida.
Dilansir Pikiranrakyat-Cianjur.com dari Antara Jabar, Aida memberi tahu untuk saat ini kebutuhan konsumsi daging sapi di Jabar sebanyak 195.000 ton atau setara dengan menyembelih 1 juta ekor sapi per tahunnya.
"Karena kan di kita banyak hotel restoran mungkin memang dengan pandemi Covid-19 ini agak menurun tapi kita belum dapat data berapa pengurangannya. kita ini penyediaannya ini dari sapi lokal Jabar ini hanya 9 hingga 10 persen. 90 persen harus impor, baik antar pulau maupun sapi bakalan dan daging impor," ujar Aida.
Sementara itu Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung memastikan stok daging sapi aman meski mengalami kenaikan harga.
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Akibatkan Gizi Buruk Bagi Anak-anak, Ini Kata UNICEF
"Persediaan daging beku relatif bagus, bahkan Bulog yang punya stok sampai 1,9 ton dan bisa cukup untuk 2-3 bulan, dan di RPH pun sapi itu tersedia," kata Pegawai Disangtan Gin Gin di Bandung.
"Hampir sebagian besar di Indonesia sapinya impor. Jadi ketergantungan yang tinggi itu, belum ada kesiapan dari Indonesia untuk menghasilkan sapi yang di produksi di negara kita, itu kelemahan kita," ujar Gin Gin menanggapi kenaikan harga daging sapi.***
Artikel Rekomendasi