4 Wilayah di Jabar Menjadi Zona Merah Covid-19 Dalam Sepekan, 60 Persen Diantaranya Dekat Jakarta

- 14 September 2020, 19:10 WIB
Ilustrasi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 /Mattthewafflecat/

PR CIANJUR - Dalam sepekan empat wilayah di Jawa Barat yang merupakan kota kabupaten menjadi zona merah Covid-19.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat Ridwan Kamil menyebut Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi dan Kota Cimahi.

Mayoritas masih tetap di Bodebek, alias Bogor, Depok, Bekasi, kota kabupaten satelit sekitar DKI Jakarta, yang menyumbang kasus mingguan.

Baca Juga: Berita Gembira, Seluruh Pegawai Hororer Akan Dapat BLT Rp 600 Ribu per Bulan Dari Pemerintah

"Lebih dari 60 persen ada di Bodebek. Itulah kenapa koordinasi tadi sangat diperlukan," ujar Ridwan dalam jumpa pers di Makodam III Siliwangi, Senin, 14 September 2020.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya dalam artikel "Sepekan, Empat Wilayah di Jabar Masuk Zona Merah Covid-19, 60 Persennya di Sekitar Jakarta".

Di sisi lain untuk Kota Cimahi, meski saat ini masuk zona merah namun Kota Cimahi merupakan satu-satunya daerah di Jabar, yang sudah melakukan tes PCR terhadap 1 persen dari total populasi di Cimahi.

"Kami hari ini sudah 314.000 tes PCR untuk mengejar 1% yaitu 500.000 dalam minggu minggu ke depan dan hanya Cimahi yang masuk kategori sudah memenuhi standar WHO.

"Jadi saya ucapkan selamat kepada Cimahi, tapi Cimahi juga minggu ini menjadi zona merah. Ini sambil testingnya sudah baik tapi tingkat penularannya masuk yang tertinggi di Jawa Barat sehingga saya titip Pemerintah Kota Cimahi untuk lebih waspada lebih disiplin, ya sambil saya apresiasi jumlah pengetesan yang sudah di atas 1 %, " kata Ridwan melanjutkan.

Baca Juga: Anies Jamin Kebutuhan Makan Warga Jateng Selama PSBB, Ganjar Pranowo Imbau Warganya Jangan Mudik

Selebihnya, Gugus Tugas sudah melakukan pertemuan virtual dengan kepala daerah di Bodebek.

"Kesimpulan yang pertama kita mendukung sepenuhnya kebijakan PSBB ketat di Jakarta dari Pak Anies dengan melakukan pola yang sama di wilayah-wilayah yang berdekatan dengan Jakarta dengan PSBB ketat tapi dengan pola yang namanya PSBM. Pembatasan sosial berskala mikro karena Bodebek ini ada wilayah yang ekonominya berhubungan dengan Jakarta, ada juga yang ekonominya sifatnya Mandiri, " tutur Ridwan.

Dengan demikian, perlakuan PSSB-nya dilakukan berbeda sehingga pihaknya menyimpulkan PSBM adalah metode yang paling pas untuk situasi perbedaan seperti ini.

"Dan ini terbukti berhasil pada saat secapa Angkatan Darat itu tidak menutup satu kota Bandung, tapi yang ditutup hanyalah kelurahannya," ucap dia.

Baca Juga: Pelaku Usaha Mikro Bisa Dapat Bantuan Rp 2,4 Juta, Alokasi Untuk 9 Juta UMKM, ini Syaratnya

Dari sisi epidemologi, tambah Ridwan, tantangan terbesar Jawa Barat hanya satu, tingkat kesembuhannya belum memuaskan baru di angka sekitar 51 sampai 53%. Idealnya kesembuhan itu diangkanya 70%.

"Jadi kami terus berupaya obat, mencari terapi, metodologi agar jumlah pasien yang positif ini bisa dilakukan penyembuhan secepatnya," ujar dia.

Pada tingkat kematian, lanjut Ridwan, Jabar sangat rendah dan mendapatkan apresiasi oleh semua pihak yaitu hanya di angka 2,4%.

"Mudah-mudahan berita baiknya yang meninggal sedikit tapi berita buruknya yang sembuhnya agak lambat, ini yang harus kita perbaiki dalam epidemiologi di Jawa Barat," ucap dia.***(Novianti Nurulliah/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah