Hikmah Kematian Eril, Ustadz Adi Hidayat : Seni Memaknai Kehidupan dan Kematian

- 17 Juni 2022, 11:42 WIB
Kajian Ustadz Adi Hidayat Hikmah kematian Eril
Kajian Ustadz Adi Hidayat Hikmah kematian Eril /Adi Hidayat Official

 

JENDELA CIANJUR - Kematian putra sulung Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz membuat sedih jutaan orang. Bahkan sampai hari pemakaman pun prosesnya membuat iri dan dirindukan banyak orang.

Hal ini lantaran, ribuan manusia berjejer di sepanjang jalan mulai dari Kediamannya di Gedung Negara Pakuan, Kota Bandung hingga lokasi pemakaman di kawasan pembangunan Islamic Center Baitul Ridwan, Cimaung Kota Bandung.

Baca Juga: Atalia Ungkapkan Tanda Cinta Zara untuk Kakaknya, Lukis Wajah Eril Selama 12 Jam

Ustad Adi Hidayat pun membahas mengenai fenomena ini dalam kajiannya dengan judul "Belajar dari Wafatnya Eril : Seni Memaknai Kehidupan dan Kematian" di Channel YouTubenya Adi Hidayat Official, Jum'at 17 Juni 2022.

"Sifatnya sementara setiap kita memiliki batas waktu yang disebut dengan ajal ketika tiba ajal itu maka tuntas misi yang telah kita emban selama berkehidupan di bumi," ujar Ustadz Adi Hidayat atau akrab disapa UAH.

Baca Juga: Kehilangan Eril Untuk Selama-lamanya, Ini Harapan Ridwan Kamil Kepada Si Bungsu Arka!

UAH melanjutkan pada saat itu kita akan kembali mempertanggungjawabkan setiap aktivitas kita di muka bumi ini di hadapan Allah SWT. "Tidak mungkin ajal itu dimajukan atau dimundurkan namun tepat sesuai seperti apa yang telah Allah kehendaki Quran surah ke-7 Al-A'raf di ayat yang ke-34," katanya.

Surat Al-A'raf ayat ke-34 berisi mengenai

وَلِكُلِّ اُمَّةٍ اَجَلٌ‌ۚ فَاِذَا جَآءَ اَجَلُهُمۡ لَا يَسۡتَاۡخِرُوۡنَ سَاعَةً‌ وَّلَا يَسۡتَقۡدِمُوۡنَ‏

Wa likulli ummatin ajalun fa izaa jaaa'a ajaluhum laa yastaakhiruuna saa'atanw wa laa yastaqdimuun

"Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun".


UAH menegaskan Allah SWT berfirman setiap umat generasi yang berkehidupan di setiap masa itu, bahkan sejak awal manusia pertama diturunkan Adam AS sampai kehidupan ini berakhir. Setiap umat setiap generasi itu memiliki batas waktu berkehidupan sudah ada dan yang hidup di muka bumi ini tidak ada kehidupan abadi.

"Selama kita bertugas di dunia ini sifatnya fana sementara berakhir hilang dan kembali kepada pemilik utama jika telah tiba ajalnya," terangnya.

Baca Juga: Hilangkan Rasa Duka pada Eril, Sang Broadcaster of Daily Happiness Kembali Hibur Netijen

Ditekankan UAH, ajal itu batas waktu berkehidupan maka tidak akan mungkin ada yang bisa dimajukan atau dimundurkan tepat sesuai dengan apa yang telah Allah kehendaki.

"Karena itu kita selalu mengatakan dan meyakini bahwa kematian yang menjadi pertanda tidaknya ajal itu yang disebut dengan maut itu adalah sesuatu yang pasti namun cara kita kembali kepada Allah cara berpulang kita adalah di antara yang istimewa yang membedakan satu dengan yang lainnya," ungkapnya.

Bila kematian itu pasti ditambahkan UAH maka cara untuk berpulang itu yang menjadi pembeda. "Ada yang berpulang begitu saja ada yang kepulangannya begitu viral di kalangan makhluk namun juga ada yang kepulangannya langsung dikehendaki viral oleh sang khalik kepulangan yang viral di kalangan makhluk itu yang jamak kita saksikan menjadi berita yang dilihat didengar diamati disaksikan kepulangan yang dikehendaki semua orang," jelasnya.

Baca Juga: Banyak Warga Datangi Makam Eril untuk Ziarah, Keluarga Berikan Waktu Satu Pekan Kedepan

UAH mengungkapkan sebuah kematian merupakan pelajaran dan inspirasi bagi yang masih hidup. "Sebutkanlah kebaikan-kebaikan orang yang wafat itu yang boleh jadi itu akan menginspirasi dan belajar bagi kita yang hidup bagaimana cara berkehidupan sehingga menyiapkan bekal terbaik untuk pulang," katanya.

Hal ditambahkan UAH sesuai dengan Al Qur'an Al Mulk ayat ke 2

اۨلَّذِىۡ خَلَقَ الۡمَوۡتَ وَالۡحَيٰوةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ اَيُّكُمۡ اَحۡسَنُ عَمَلًا ؕ وَهُوَ الۡعَزِيۡزُ الۡغَفُوۡرُۙ‏

Allazii khalaqal mawta walhayaata liyabluwakum ayyukum ahsanu 'amalaa; wa huwal 'aziizul ghafuur

"Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa, Maha Pengampun."

Prinsipnya dikatakan UAH seorang yang berkehidupan dinilai, dilihat ,dirasakan baik untuk itu kita bergembira. "Kita rangkul dan kita doakan pun demikian ada orang wafat yang wafatnya sangat luar biasa diistimewakan didengar dilihat disaksikan didoakan sungguh kita mesti belajar amal Istiqomah apa yang telah ditentukan oleh orang-orang yang baik itu sebelum mereka kembali kepada Allah SWT," ucap UAH. ***

Editor: Prasetyo

Sumber: Adi Hidayat Official


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x