Jika dianalisa secara mendalam, berkurban tidak terletak pada penyembelihan hewan semata, tetapi jiwa, raga, dan harta harus dikurbankan.
Baca Juga: Petinggi ACT Diduga Lakukan Penipuan dan Pemalsuan, Bareskrim Mulai Bergerak
Artinya, hikmah ibadah haji yang dijalankan oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia, memiliki tujuan dan niat suci guna melaksanakan perintah Allah yang tertuang dalam rukun Islam yang kelima.
Berkurban memiliki pelajaran agar membiasakan diri untuk ikhlas dalam ucapan dan amal perbuatan.
Orang-orang yang beriman memotong hewan kurban tentu mengharap rida Allah dan dipersembahkan hanya untuk-Nya, sebagaimana dalam surat Al-An’am ayat 162-163:
قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ، لَا شَرِيكَ لَهُ ۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ
Artinya: Katakanlah, sesungguhnya shalat, ibadah, hidup, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Untuk itu aku diperintah. Aku adalah orang pertama yang tunduk menyerah.
Dengan demikian, seluruh umat Islam, khususnya Nahdliyin diperlukan pengorbanan untuk mencapai keridhaan-Nya dengan cara mempersembahkan seluruh ibadah, hidup matinya kepada Allah.
Selain itu hikmah menyembelih kurban sejatinya menundukkan nafsu dan mengedepankan persatuan, kepedulian kepada sesama.***
Artikel Rekomendasi