Kisah Sedih dari Cianjur, Pembantaian Takokak 1948 

- 15 Desember 2020, 19:13 WIB
ILUSTRASI pembantaian.*/DOK. PRFM
ILUSTRASI pembantaian.*/DOK. PRFM /

PR CIANJUR – Revolusi penulisan sejarah yang dilakukan Marc Bloch dan Lucien Febvre di Perancis pada awal abad ke-20 lalu telah menyadarkan masyarakat sejarah dunia bahwa sejarah tak hanya milik ‘orang besar’ saja.

Perspektif petite histoire (sejarah kecil) ternyata dapat mengungkapkan hal-hal detil dari sebuah peristiwa sejarah yang selama ini cenderung terabaikan. Sebuah peristiwa ‘sejarah kecil’ terjadi di kawasan Takokak, Kabupaten Cianjur 72 tahun lalu.

Pasca ditekennya Perjanjian Renville 1948 yang salah satu isinya mengharuskan prajurit TNI mengosongkan daerah pendudukan Belanda salah satunya Jawa Barat, dengan setengah hati tentara Divisi Siliwangi pun berhijrah ke Yogyakarta.

Baca Juga: Malam Ini Merupakan Tayangan Terakhir ILC, Tak Disangka Karni Ilyas Akan Angkat Tema Ini

Tak semua Maung Siliwangi ini meninggalkan tanah Jawa Barat. Melalui instruksi Panglima Besar Sudirman, ada sebagian prajurit Siliwangi tetap bertahan, melancarkan gerilya di tanah Pasundan.

Tentu saja bukan atas nama Divisi Siliwangi mereka melancarkan aksinya tersebut. Tapi sebagai sebuah ’kesatuan liar’ yang tak dikenal. Hendi Jo, seorang jurnalis sejarah dalam bukunya Zaman Perang Orang Biasa dalam Sejarah Luar Biasa menuliskan salah satu kesatuan itu bernama Yon Kala Hitam.

Yusup Supardi, seorang anggota Yon Kala Hitam mengalami langsung peristiwa di Takokak itu. Dikutip Pikiran Rakyat Cianjur dari Hendi Jo, Zaman Perang Orang Biasa dalam Sejarah Luar Biasa.

Ditugaskan oleh atasan untuk menuju Takokak mencari kebenaran tentang adanya pembersihan tentara republik disana, ia berangkat bersama empat kawannya.

Baca Juga: Gubernur Anies Baswedan Diminta Luhut untuk Perketat PSBB DKI Jakarta, Didukung Penuh Pusat

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Hendi Jo


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x