Meski Sudah Musim Hujan, Permintaan Air Bersih di Cianjur Masih Tinggi

- 26 November 2019, 17:28 WIB
Krisis Air Bersih
Krisis Air Bersih /DOK PR/

CIANJUR, (PR)- Permintaan air bersih di sejumlah wilayah di Cianjur masih cukup tinggi setiap harinya. Walaupun hujan sudah turun di beberapa daerah, tapi kebutuhan air bersih dinilai masih sangat signifikan karena masyarakat masih menghadapi krisis air.

Direktur Utama PDAM Tirta Mukti Cianjur, Budi Karyawan mengatakan, hujan saat ini belum terjadi secara merata di seluruh daerah.

Sehingga daerah yang dilanda kekeringan pun masih kesulitan memenuhi kebutuhan air. Setidaknya, dalam sehari ada beberapa permintaan pasokan air bersih di sejumlah lokasi.

Baca Juga: BMKG Cianjur Pasang 16 Alat Deteksi Gempa

”Terakhir ada permintaan air bersih untuk di Cugenang, Ciranjang, dan Bojongpicung juga. Kami kirimkan sekitar tiga tangki mobil. Memang ada hujan di sana, tapi fenomenanya belum merata makanya tetap ada permintaan air,” ujar Budi, Selasa 26 November 2019.

Ia mengatakan, kondisi yang terjadi di Cianjur cukup unik, beberapa daerah relatif mudah kekeringan tapi juga kebanjiran.

Dengan kata lain, saat kemarau panjang air mudah mengering, tapi banjir bisa cepat melanda ketika hujan turun.

Baca Juga: Minimnya Fasilitas untuk Difabel Sulitkan Akses Sarana dan Pelayanan

Hal itu, sedikit banyak dikarenakan adanya kerusakan alam. Bahkan, wilayah yang berada di pinggiran Gunung Gede juga kesulitan air bersih.

Rusaknya area hutan di kawasan pegunungan, disinyalir menjadi penyebab tidak normalnya sumber air dari pegunungan.

”Kalau jalan ke arah puncak itu, hutan sudah banyak yang digunduli. Tanamannya dirubah, asalnya hutan jadi sayuran. Padahal kan sayuran tidak menyerap air, tidak heran kalau cepat banjir di kawasan utara,” ucapnya.

Baca Juga: Saung Sarongge Tawarkan Konsep Berbeda Untuk Tarik Wistawan

Ia mengatakan, sejumlah air permukaan di kawasan utara kini terus dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan. Tidak jarang, akhirnya harus sedikit berebut dengan petani yang menggunakan air untuk pengairan pertanian.

Oleh karena itu, Budi terus mencari penambahan air yang bersumber dari Bogor untuk mendukung pasokan yang sudah ada.

Budi meyakinkan, PDAM akan tetap berusaha memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan. Apalagi, hingga saat ini sumber air PDAM disebut masih aman dan debit air juga diklaim masih bisa mencukupi kebutuhan masyarakat.

Hanya saja, PDAM cukup terkendala oleh pola konsumsi pelanggan yang cenderung meningkat saat ini. Soalnya, masyarakat tidak memiliki alternatif sumber air yang lain sehingga hanya mengandalkan air dari PDAM.

”Ini pasokannya sama ya, tidak ada yang berkurang. Hanya saja karena penggunaan meningkat, jadi ya bagi-bagi juga,” ujar Budi.

Hingga saat ini, kekeringan masih belum teratasi meskipun hujan deras seringkali turun di Cianjur. Di beberapa daerah, warga bahkan harus mencari sumber pengairan yang lain untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

Baca Juga: Ragam Wisata di Cianjur Tawarkan Pengalaman Berbeda

Terakhir kali, pemerintah pusat akhirnya memberikan bantuan melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (Kementerian ESDM RI) yang membantu pengerjaan sumur bor untuk mengatasi kekeringan. 

Diketahui, sumur bor tersebut tersebar di enam titik Cianjur yang dilanda kekeringan dan dianggap membutuhkan sumber pengairan. Diantaranya berada di Desa Bunijaya Kecamatan Pagelaran, Desa Girimulya Kecamatan Cibeber, Desa Murnisari Kecamatan Mande, dan Desa Selajambe Kecamatan Sukaluyu.

Selain itu, ada dua lokasi yang masih dalam tahap pengeboran di Desa Susukan Kecamatan Cibeber dan Desa Selajambe Kecamatan Sukaluyu.***

 

Editor: Abdul Muhaemin


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini

x