PR CIANJUR - Kepergian Anggota Dewas KPK, Artidjo Alkostar meninggalkan duka mendalam bagi sebagian pihak, tak terkecuali Mahfud MD.
Mahfud MD mengaku dirinya sangat berduka usai mendengar kabar Artidjo Alkostar meninggal dunia.
Hal tersebut dilontarkan Mahfud MD di Jakarta pada Senin, 1 Maret 2021.
Baca Juga: Jokowi Berbelasungkawa Atas Wafatnya Artidjo Alkostar: Kita Telah Kehilangan Putra Terbaik Bangsa
Sosok Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) ini mengatakan memiliki kenangan tersendiri dengan Artidjo Alkostar.
Mahfud MD pun menceritakan kenangan manis dirinya saat bersama sosok Artidjo Alkostar yang turut membantunya mendapatkan beasiswa ke luar negeri.
Almarhum Artidjo Alkostar, kata Mahfud MD, adalah sosok yang membantu dirinya meraih beasiswa studi di New York, Amerika Serikat pada tahun 1980 silam.
"Artidjo bagi saya menjadi semacam inspirator untuk penegakan hukum dan demokrasi," katanya menambahkan seperti dikutip Pikiranrakyat-Cianjur.com dari Antara.
Baca Juga: Artidjo Alkostar Wafat, Plt Jubir KPK Ali Fikri: Almarhum Dimakamkan di Kampus UII Yogyakarta
Selama tinggal di sana, ia melanjutkan, Artidjo Alkostar banyak membantu dirinya, mulai dari dicarikan tempat tinggal hingga urusan administrasi di kampus.
Untuk diketahui, Artidjo Alkostar telah lebih dulu berada di New York karena bekerja di Asia Watch pimpinan Sydney Jones.
Tak hanya itu saja, Mahfud MD mengatakan bahwa dirinya sangat berteman akrab dengan almarhum Artidjo Alkostar selama tinggal di negeri Paman Sam.
“Kalau hari Jumat kami janjian ketemu di masjid untuk salat Jumat di Islamic Center. Kalau Sabtu kami makan siang di restoran Asia, termasuk restoran India. Jika ke restoran India Mas Artidjo suka memesan nasi briyani,” ucapnya.
Baca Juga: Gol Firmino Dianggap Bunuh Diri Pemain Sheffield United, Juergen Klopp: Saya Tidak Peduli
Lebih lanjut, Mahfud MD mengatakan sosok Artidjo Alkostar lah yang membuat dirinya tertarik untuk menjadi seorang dosen.Hal ini diakuinya sebagai salah satu jalan perjuangannya.
“Saya terinspirasi ingin menjadi dosen dan pejuang yang keren seperti Mas Artidjo. Maka itu, begitu lulus dari FH-UII saya langsung mendaftar sebagai dosen, saya tidak pergi ke Jakarta untuk mencoba mencari pekerjaan lain yang dianggap lebih menjanjikan secara ekonomis. Saya mantap ikut jejak Mas Artidjo,” katanya.***