Wacana Dimundurkannya Pemilu 2024, Relawan Anies Curiga Untuk Jegal Jagoannya, Alasan Kuatnya Ternyata Ini!

27 Februari 2022, 15:39 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan /Instagram @aniesbaswedan/

JENDELA CIANJUR - Munculnya wacana Dimundurkannya Pemilu 2024 selama 2 tahun oleh sejumlah ketua umum partai politik mencuat akhir-akhir ini. Banyak yang berspekulasi wacana ini bukan hanya masalah Pandemi Covid-19 namun lebih kuat faktor politik.


Seperti diungkapkan Ketua Umum Jaringan Nasional Mileanies Pusat, Muhammad Ramli Rahim menilai bahwa penundaan ini berkaitan dengan elektabilitas jagoannya, Anies Baswedan yang semakin meroket.

Baca Juga: PKS Tolak Usulan Ketum PKB Tunda Pemilu 2024, Mardani Ali Sera : Rezim Otoriter Awalnya Dari Berkuasa Lama!

“Seminggu yang lalu, sebelum wacana penundaan pemilu 2024 mengemuka, saya bertemu seorang legislator dari partai G, beliau mengatakan 'elektabilitas pak Anies luar biasa pak Ramli, bahkan ada survey yang hasilnya 45% untuk pak Anies hanya donaturnya melarangnya mempublikasikan angka tersebut',” ungkap Ramli dalam keterangan tertulisnya yang diterima, Minggu 27 Februari 2022.


Diungkapkan Ramli, hingga kini pergerakan relawan Gubernur DKI Jakarta ini di setiap kota di Indonesia sangat agresif dan tidak terbendung. Mereka terus bermunculan relawan-relawan dan kelompok-kelompok yang mendukung Anies untuk maju menjadi Calon Presiden 2024 mendatang.

Baca Juga: Ketum PKB Muhaimin Iskandar Usulkan Penundaan Pemilu 2024 Dalam 1 Hingga 2 Tahun, Demi Perekonomian Nasional

Bahkan pergerakan mereka dikatakan Ramli tak sebatas di kota-kota besar melainkan sudah merambah ke pelosok-pelosok desa untuk mengenalkan Anies Baswedan.

"Relawan-relawan di daerah-daerah terus bergerak mensosialisasikan dan mengenalkan Anies Baswedan di masyarakat," ucap Ramli.


Ramli yakin, pergerakan relawan Anies semakin menaikkan popularitas dan elektabilitas Anies Baswedan, apalagi pergerakan itu terjadi secara organik. Bahkan mereka mengklaim tanpa dibiayai dan mereka yang aktif mencari simpul-simpul relawan Anies yang relawan itupun belum tentu tersambung dengan Anies Baswedan apalagi direstui dan didanai.

“Tampaknya, elektabilitas yang semakin tinggi inilah yang membuat parpol kehabisan akal dalam upaya bersaing dengan tokoh non parpol seperti Anies Baswedan,” ujarnya.

Untuk itu, Ramli menduga mencari cara bagaimana menjegal Anies. “Rasa frustasi melingkupi mereka dan pilihannya adalah mencari cara untuk tidak berhadapan dengan Anies,” lanjut Ramli.

Untuk itu, Ramli mengganggap, salah satu cara untuk tidak berhadapan dengan Anies adalah menunda pemilu dan memperpanjang masa jabatan presiden.

Baca Juga: Ketum PAN Zulkifli Hasan Setuju Penundaan Pemilu 2024 yang Digagas Cak Imin, Alasannya Ada 5 Point!

“Tentu saja ini banyak keuntungannya, selain tak berhadapan dengan Anies Baswedan yang tampaknya makin sulit dikalahkan, perpanjangan masa jabatan presiden juga ikut memperpanjang masa jabatan legislator parpol di semua jenjang, memperpanjang masa jabatan menteri bahkan bisa jadi memperpanjang masa jabatan kepala daerah,” bebernya.

Sebelumnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengajukan usulan agar Pemilu 2024 ditunda 1 hingga 2 tahun. Hal ini dikarena untuk momentum perbaikan ekonomi tidak hilang dan tidak terjadi pembekuan ekonomi.

Alasan Muhaimin, pandemi COVID-19 yang terjadi selama 2 tahun mengakibatkan stagnasi, bahkan penurunan perekonomian nasional.

"Saya menerima para pelaku UMKM, pebisnis, dan analis ekonomi dari berbagai perbankan, banyak masukan penting, intinya prospek ekonomi kita pascapandemi. Dari seluruh masukan itu, saya mengusulkan Pemilu 2024 itu ditunda 1 atau 2 tahun," kata Muhaimin yang juga Anggota DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu 23 Februari 2022.

Baca Juga: PKS Tolak Usulan Ketum PKB Tunda Pemilu 2024, Mardani Ali Sera : Rezim Otoriter Awalnya Dari Berkuasa Lama!

Diakui Muhaimin, bahwa para pelaku usaha memberikan masukan penting, terutama memasuki tahun 2022 sangat optimistis dan memiliki kecenderungan positif yang luar biasa.

Mereka memperkirakan akan banyak momentum ekonomi untuk pemulihan terhadap dua tahun pandemi yang tidak efisien.

Dari masukan para pakar dan hasil kunjungannya ke berbagai daerah, lanjut dia, mengalami masa-masa dua tahun dibilang inefisien karena pandemi dan stagnasi kegiatan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat, terutama yang paling terpukul adalah UMKM yang mengalami masa sulit.***

Editor: Prasetyo

Tags

Terkini

Terpopuler