Menkeu Sri Mulyani: 30 Tahun Presiden Soeharto Bangun Indonesia, Tidak Ada Pembukuannya

21 Oktober 2020, 08:52 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. /Foto: Instagram @smindrawati

PR CIANJUR - Pada akun Instagram pribadinya Mochammad Fadjroel Rachman selaku Staf Khusus Presiden Republik Indonesia Bidang Komunikasi sekaligus Juru bicara Presiden Joko Widodo pada Kabinet Indonesia Maju membagikan video.

Video tersebut diunggah pada Selasa, 20 Oktober 2020, berisi tentang capaian Republik Indonesia pada bidang keuangan.

Dalam video tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia Sri Mulyani membeberkan bahwa sebelumnya, Republik indonesia tidak membukukan aset yang dimiliki.

Baca Juga: Tidak Pakai Masker Selama Pandemi, Ahmad Dhani: Ngapain Orang Sehat Pakai, Pak Terawan yang Bilang

"Nah, mau tahu apa kemajuan Republik Indonesia di bidang keuangan. Dengerin ya Menkeu Terbaik 2019 dan 2020 se Asia Pasifik, Ibu @kemenkeuri @smindrawati #Jubir #BungJubir @jubir_presidenri," tulis Fadjroel, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari akun Instagram @fadjroelrachman.

"Republik Indonesia, tadinya nggak punya neraca," kata Sri Mulyani.

"Barang milik negara pun, tidak di administrasikan , tidak direcord (catat), asal bangun," lanjutnya.

Ia pun menuturkan bahwa pada era kepemimpinan Presiden Soeharto, 30 tahun pembangunan yang dilakukan tak disertai pembukuan.

Baca Juga: Pola Penerbitan Regulasi Omnibus Law Pada Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf Disebut Fadli Zon Perusakan Hukum

"Waktu pak Harto (Soeharto), 30 tahun bangun banyak sekali, gak ada pembukuan," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, ia mengatakan bahwa selepas terjadinya krisis, neraca keuangan mulai dibangun, lantaran Indonesia miliki Undang Undang yang mengatur keuangan, dan perbendaharaan negara.

"Jadi waktu kemudian terjadi krisis, kemudian kita punya Undang Undang keuangan negara, dan perbendaharaan negara, kita baru mulai bangun neraca keuangan," katanya.

Selain itu, ia mengatakan bahwa saat belum dibukukan, banyak sekali aset-aset strategis yang hilang, seperti diberitakan Pikiran-Rakyat dalam artikel "Sri Mulyani Sebut Banyak Aset Negara yang Hilang, Menkeu: RI Tadinya Tidak Punya Neraca".

Baca Juga: Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf, Fadli Zon: Tanpa Bermaksud Melebih-lebihkan, Banyak Sekali Kemunduran

Menkeu terbaik se-Asia Pasifik itu juga menuturkan bahwa, karena tak adanya pembukuan, bahkan pejabat negara setingkat menteri pun mampu menjual tanah milik negara.

Bahkan, aset-aset strategis yang berada dikawasan Senayan tidak dapat diamankan oleh negara.

"Karena tidak pernah dibukukan, suatu saat terjadi kerjasama. Tiba-tiba swasta sudah punya tittle, sehingga waktu kami memulai membuat pembukuan, Hotel Hilton itu sudah tidak ada dalam tittle nya, kita hilang (aset strategis)," katanya.***(Irwan Suherman/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler