Ketua Umum Partai Golkar itu menyebut selama ini dia lebih mengedepankan gaya humanis dalam memimpin PB Wushu Indonesia.
"Di organisasi olahraga, pemimpin yang mengembangkan gaya humanistik itu mampu menyeimbangkan peran anggota dan pemangku kepentingan guna memberikan umpan balik sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya," ucap Airlangga Hartarto.
Selain itu, lanjut Airlangga, gaya humanis juga berperan penting untuk meningkatkan kualitas hubungan antar anggota dengan sistem memberi dan menerima 2 arah. Dimana anggota melakukan sesuatu untuk organisasi dan mendapatkan umpan balik yang sama.
Baca Juga: 3 Kali Tertunda karena Pandemi Covid-19, BWF Umumkan Thomas dan Uber Cup 2020 Digelar Oktober 2021
"Kepemimpin humanis juga turut memicu kekuatan emosional yang stabil sehingga memungkinkan mereka (pemimpin) untuk mendengarkan dan menampung semua sudut pandang yang bertentangan dan menyelesaikannya dengan cara objektif," tuturnya.
Airlangga menyebut organisasi yang mengedepankan pendekatan humanis bisa menghormati subjektifitas dalam bentuk penentuan martabat orang lain.
Ini dilakukan agar organisasi olahraga tidak kehilangan orang konsisten dalam membantu pencapaian olahraga.
"Karena ketika sebuah organisasi harus terus berganti (pucuk kepemimpinan) maka tentu berakibat pada penurunan kualitas organisasi itu sendiri. Kita perlu berbangga dengan prestasi atlet wushu selama 3 tahun terakhir ini," kata Airlangga.
Baca Juga: Kaleidoskop Festival Film 2020: dari Festival Film Busan hingga Festival Film Internasional Toronto
Sesuai catan Airlangga Hartarto, atlet wushu Indonesia banyak meraih prestasi di berbagai ajang Internasional.
Artikel Rekomendasi