PR CIANJUR - Pengamat politik menilai, keberadaan dan peran oposisi sangat penting dalam demokrasi demi mencegah pemerintah bertindak secara otoriter.
Pernyataan tersebut disampaikan Harist Hijrah Wicaksana yang merupakan pengamat politik dari Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Setia Budhi Rangkasbitung.
"Pemerintahan otoriter itu tentu pemerintahan yang tidak demokratis," kata Harist dikutip Pikiranrakyat-cianjur.com.
Di sisi lain, masa kepemimpinan Jokowi periode 2019-2024 dinilai semakin kuat lantaran didukung oleh 80 persen partai koalisi.
Dengan kekuatan yang lebih dari 50 persen tersebut membuat Jokowi bisa mengambil keputusan dengan mulus bahkan kebijakan yang diputuskan pemerintah nyaris tak mendapat penolakan maupun di parlemen, tak terkecuali dari pimpinan DPR RI.
Sementara itu, oposisi yang hanya menyisakan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak begitu kuat.
Oleh karena itu, kekuatan politik Jokowi bisa tak seimbang jika tidak diiringi oposisi dan kritikan dari sejumlah pihak terutama akademisi atau dengan kata lain melemahkan pemerintahan.
Artikel Rekomendasi