JENDELA CIANJUR - Ancaman dari aktivitas Anak Krakatau mulai mengintai seiring dengan meningkatnya aktivitas vulkanik berupa erupsi. Salahsatu ancamannya yakni potensi Tsunami yang ditimbulkan seperti beberapa tahun lalu.
Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM Hendra Gunawan mengungkapkan pihaknya pun langsung berkoordinasi dengan
BNPB, BPBD, dan BMKG terkait aktivitas Gunung Anak Krakatau. Hal ini berkaitan dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau yang mulai aktif kembali.
Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Menggeliat, Keluarkan Erupsi Sejak Minggu Sore
Bahkan beberapa aktivitas dari bahaya lainnya pun sudah mulai dipantau dan diprediksikan.
"Karena terdapat bahaya sekunder dari aktivitas ini, yaitu bahaya longsor dari tubuh Anak Krakatau seperti 2018. Namun mengingat tubuh gunungnya masih kecil kita harap potensi longsornya masih kecil," terang Hendra Gunawan dalam jumpa pers yang digelar secara virtual, Senin 25 April 2022.
Langkah lainnya dikatakan Gunawan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap tubuh Anak Krakatau ini terutama terkait bahaya tersebut.
"Utamanya dari pengamatan gunung api dan gerakan tanah. Karena memang gerakan tanah menjadi tanggungjawab mitigasi Badan Geologi," terangnya.
Baca Juga: WASPADA! Gunung Anak Krakatau 9 Kali Erupsi, Tinggi Abu Vulkanik Capai 1.000 Meter
Berkaca pada kejadian 22 Desember 2018 tsunami menghantam Selat Sunda, tepatnya di Pantai Anyer dan sekitarnya (Provinsi Banten) dan Provinsi Lampung. Lebih dari 400 orang meninggal dunia. Tsunami ini terjadi akibat longsor bawah laut karena letusan Gunung Anak Krakatau.
Editor: Prasetyo
Artikel Rekomendasi