Tak berselang lama usai Macron bicara demikian, seorang guru sejarah bernama Samuel Paty (47) dipenggal di daerah Eragny pada 16 Oktober 2020 lalu.
Insiden itu bermula ketika Paty membahas kartun Nabi Muhammad SAW yang kemudian menimbulkan kontroversi.
Dilaporkan bahwa pelaku pemenggalan kepada Paty yakni seorang pemuda dari Chchenya bernama Abdoullakh Abouyezidovitch (18).
Macron lantas menyebutkan bahwa pelaku pemenggalan Paty adalah seorang radikal muslim. Dirinya pun memantik perdebatan setelah menyampaikan pernyataan pada Jumat 23 Oktober 2020.
Baca Juga: Tidak Mau Pakai Masker Ada Hubungannya dengan Sifat Anti-Sosial Menurut Sebuah Studi
Sang Presiden menyebutkan bahwa Islam adalah agama yang mengalami krisis di seluruh dunia.
Terkait ucapan Macron, ekonom sekaligus politikus Indonesia Faisal Basri pun turut memberikan tanggapannya melalui akun Twitter pribadinya @FaisalBasri.
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com, Rabu 28 Oktober 2020, Faisal Basri secara tegas mengutuk keras atas pernyataan yang dilontarkan Presiden Prancis Emmanuel Macron tersebut.
"Saya mengutuk Presiden Prancis," kata Faisal Basri pada Senin, 26 Oktober 2020.
Baca Juga: Penemuan Bayi Terbungkus Kantong Kresek di Subang Membuat Geger Warga
Artikel Rekomendasi