7 Hal yang Perlu Diketahui dari Masyarakat Baduy di Desa Kanekes Banten

- 20 November 2020, 21:07 WIB
Gadis suku Baduy Luar menanam palawija di Desa Kanekes, Lebak, Banten, Selasa (3/11/2020). Kegiatan suku Baduy menanam padi huma, palawija, dan holtikultura guna memenuhi kebutuhan pangan itu dilakukan secara serentak mengikuti kalender adat pada Oktober-November 2020 dan disebut tradisi Ngaseuk. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/agr/foc.
Gadis suku Baduy Luar menanam palawija di Desa Kanekes, Lebak, Banten, Selasa (3/11/2020). Kegiatan suku Baduy menanam padi huma, palawija, dan holtikultura guna memenuhi kebutuhan pangan itu dilakukan secara serentak mengikuti kalender adat pada Oktober-November 2020 dan disebut tradisi Ngaseuk. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/agr/foc. /MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA FOTO

PR CIANJUR - Masyarakat Baduy tetap teguh memegang tradisi leluhur dalam kencangnya arus perubahan.

Masyarakat Baduy merupakan komunitas adat yang ada di Indonesia.

Simak 7 hal tentang Masyarakat Adat Baduy Kanékés seperti disarikan Pikiran Rakyat Cianjur dari buku yang ditulis Edi S. Ekadjati dalam Kebudayaan Sunda: Suatu Pendekatan Sejarah (1995).

Baca Juga: HRS Akan Gelar Tablig Akbar di Cianjur, Polres Tegas Tak Izinkan, FPI Cianjur: Kami Tak Perlu Izin

1. Tidak mau disebut “Baduy”, lebih senang disebut “Urang Kanékés”

Kemungkinan sebutan Baduy yang mempunyai konotasi ejekan itu berasal dari masyarakat sekitarnya yang telah memeluk agama Islam.

Mereka mengasosiasikan hubungan mereka dengan orang Baduy dengan hubungan antara orang Arab dan orang Badwi.

Soalnya, kata Baduy sendiri mempunyai ciri yang khas sebagai kata dalam Bahasa Sunda, seerti tuluy, aduy, uruy.

Di kalangan mereka sendiri, istilah yang lazim digunakan adalah Kanékés yang digunakan untuk menamai sebuah kelompok masyarakat tersebut dan seluruh daerah pemukimannya.

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Kebudayaan Sunda: Suatu Pendekatan Sejarah (1995)


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini