Omicron Kian Agresif, Peneliti Usulkan Solusi Ini, Pemerintah Diminta Pertimbangkan

3 Februari 2022, 20:15 WIB
Ilustrasi PTM 100 persen. /pexels/agungpanditwiguna

JENDELA CIANJUR - Terus melonjaknya kasus positif Covid-19 Omicron memang sudah seharusnya direspon pemerintah dengan mengevaluasi pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen.

Hal itu disampaikan Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Latasha Safira, hari ini, Kamis, 3 Februari 2022.

Ia menilai, evaluasi jangan hanya dilakukan di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten, tapi juga daerah lain di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Aktor All of Us Are Dead Yoon Chan Young Dituduh Lakukan Bullying, Ini Kronologisnya

“Pemerintah perlu mengkaji ulang PTM 100 persen yang dilakukan di Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Evaluasi serupa juga dapat dilakukan di daerah lain,” ujarnya.

Menurut dia, pemerintah harus mulai mempertimbangkan skema pembelajaran tatap muka-daring (hybrid learning) bagi sistem pendidikan nasional.

Tidak hanya sebagai batu loncatan untuk mempersiapkan sistem pendidikan Indonesia yang lebih resilien dan tahan bencana, menurut dia, tetapi juga untuk mengakomodir keragaman situasi dan kondisi lanskap pendidikan di tanah air.

Baca Juga: Stop Lima Makanan Ini, Jika Tidak Ingin Sakit Kata dr. Zaidul Akbar

“Sistem pendidikan nasional perlu dirancang untuk lebih resilien terhadap ancaman bencana dan pandemi menunjukkan urgensi untuk mempersiapkan hal tersebut," ujarnya.

Ia menilai, selama pandemi masih ada akan sulit untuk menciptakan kondisi ideal PTM 100 persen.

"Untuk itu, pelaksanaan hybrid learning bisa jadi opsi untuk pemerintah belajar dari berbagai evaluasi pembelajaran jarak jauh yang sudah dilakukan,” tuturnya, menambahkan.

Baca Juga: Profil Oki Setiana Dewi yang Trending Topik Karena Isi Ceramahnya, No 7 Jarang Diketahui

Selain itu, menurut dia, hybrid learning akan memberikan kesempatan lebih banyak kepada guru dan siswa untuk mengembangkan kompetensi teknologi.

Ia juga mengingatkan agar pada masa transisi ini guru dan orang tua juga perlu diprioritaskan agar dapat memahami dan mampu mengembangkan kompetensi teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Pasalnya, pada gilirannya, merekalah yang mendukung, membimbing, dan memimpin pembelajaran digital dan literasi siswa.

Baca Juga: KOCAK! V BTS Memutuskan untuk Berhenti Memasak Karena Hal Sepele, Apa Itu?

"Namun, tetap penting untuk tidak melupakan keterbatasan struktural pembelajaran jarak jauh," tuturnya.

Penetrasi hybrid learning akan terkonsentrasi sebagian besar di Jawa, mencerminkan tidak meratanya lanskap digital di Indonesia.

"Mayoritas penduduk masih belum memiliki akses internet yang terjangkau dan memadai untuk mendukung pembelajaran daring," ujar Latasha.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk mengevaluasi pelaksanaan PTM di DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten menyusul kenaikan kasus positif Covid-19 di tiga provinsi ini.***

Editor: AR Rachmawati

Tags

Terkini

Terpopuler