Guru Besar UPI Sebut Pentingnya Pendidikan Politik Terkait Pelajar Terlibat Aksi Tolak UU Ciptaker

- 14 Oktober 2020, 16:34 WIB
Pelajar SMK yang diamankan polisi saat hendak mengikuti demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di gedung DPRD Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat, 9 Oktober 2020.
Pelajar SMK yang diamankan polisi saat hendak mengikuti demonstrasi menolak UU Cipta Kerja di gedung DPRD Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Jumat, 9 Oktober 2020. /Syaiful Arif/ANTARA

PR CIANJUR - Menyoroti aksi pelajar yang ikut dalam unjuk rasa penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja di beberapa daerah Indonesia, Guru Besar Psikologi Pendidikan dan Bimbingan UPI, Prof. Juntika Nurihsan berkomentar.

Ia menilai aksi tersebut merupakan bentuk kesadaran terhadap kondisi bangsa.

Namun, ia pun menyayangkan karena aksi tersebut berujung kepada tindakan vandalisme dan kericuhan.

Baca Juga: 8 Aktivis KAMI Ditahan, Gatot Nurmantyo: Mereka Semua Pejuang, Bukan Karbitan!

Juntika mengatakan, pelajar seharusnya bisa menahan diri dan bertindak lebih positif, produktif serta tidak merusak fasilitas publik.

"Satu sisi kita bangga karena ada kesadaran, tapi di sisi lain kita prihatin karena anarksinya itu. Bagusnya kalau pendidikan itu membangun ke arah yg lebih positif, dengan cara positif, tidak merusak," ujar Juntika saat On Air di Radio 107,5 PRFM News Channel, Rabu 14 Oktober 2020.

"Modelling pendidikan politik yang baik itu yang belum ada, Indonesia kan negara Pancasila, musyawarah mufakat, tidak saling menjelekkan, menghancurkan, harusnya saling mendukung, jadi harus ada kepedulian untuk mendengar aspirasi dari semua komponen bangsa," tambahnya.

Disinggung seberapa penting pendidikan politik, menurutnya politik itu baik untuk membangun kesadaran sebagai warga negara untuk membangun negara dengan baik.

Baca Juga: Yahoo Groups Tutup Permanen Akhir Tahun Setelah 20 Tahun Menemani

Sebagaimana diberitakan PRFMNews.id dalam artikel, "Guru Besar: Belum Ada Modelling Pendidikan Politik yang Baik di Indonesia", namun sayangnya, model pendidikan politik yang baik belum ada di Indonesia.

Pendidikan politik juga perlu didukung dengan kedewasaan berpikir, kematangan berperilaku yang perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa.

Sehingga bukan hanya orang tua atau guru, tetapi para politisi juga harus memberi contoh baik.

"Masalahnya, kedewasaan berpikir, kematangan berperilaku ini yang paling penting dan perlu dididik pada seluruh komponen bangsa, karena pendidikan itu kan intinya bertanggungjawab," jelasnya.

Baca Juga: Berikan Pesan Menohok Bagi Para Wisudawan STAN, Sri Mulyani: Ingat Tuhan Agar Tidak Tergoda Uang

Begitu pun peran media sosial yang sangat berpengaruh di era kecanggihan teknologi ini. Media sosial dan juga media mainstream bertanggungjawab untuk memberikan informasi yang santun dan sopan.

"Bisa tidak secara santun, secara sopan, Indonesia itu bangsa beradab, jadi sekarang-sekarang ini saja seperti ini, karena uncontrol behavior, tidak ada tanggung jawab sosial yang betul-betul cinta tanah air," tandasnya.***(Rizky Perdana/PRFMNews.id)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: PRFM News


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x