Bank Indonesia Prediksi Transaksi Digital Meningkat

- 22 Januari 2021, 17:13 WIB
Bank Indonesia.
Bank Indonesia. /Kemenkeu RI/

PR CIANJUR – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo memprediksi transaksi digital akan meningkat di tahun 2021.

Dibandingkan tahun 2020, nilai transaksi tahun 2021 akan mencatat nilai Rp32.206 triliun dibandingkan tahun kemarin sebesar Rp27.036 triliun.

“Rupanya tahun lalu mencapai Rp27.036 triliun dan tahun ini diperkirakan Rp32.206 triliun. Ini jauh lebih tinggi dari nominal PDB kita,” kata Perry Warjiyo dalam acara bertema “Membangun Optimisme Pascapandemi Covid-19” di Jakarta. Jumat, 22 Januari 2021.

Baca Juga: Bencana Besar Awal Tahun 2021, Salah Satunya Sriwijaya Air SJ-182 yang Jatuh di Kep Seribu

Perry menyatakan angka transaksi digital itu lebih tinggi dari Produk Domestik Bruto (PDB) sehingga Bank Indonesia akan lebih agresif mendorong digitalisasi sistem pembayaran.

Total transaksi digital sangat terbantu dengan adanya e-commerce yang tahun lalu berkisar di angka Rp253 triliun dan naik sebesar 33,2 persen menjadi Rp337 triliun tahun 2021.

Disitat Pikiranrakyat-Cianjur.com dari Antara, keseluruhan transaksi digital akan naik tahun ini sebesar 32,3 persen dari Rp201 triliun di tahun 2020 menjadi Rp266 triliun tahun 2021.

“Alhamdulillah sekitar 15 bank sangat agresif melakukan digital banking,” kata Perry.

Baca Juga: 5 Minuman Ampuh Usir Bad Mood, Salah Satunya Olahan Coklat yang Bisa Buat Anda Bahagia

Salah satu faktor yang membuat transaksi digital naik pesat adalah adanya pandemi Covid-19. Orang-orang jadi membiasakan diri membayar secara digital.

“Pandemi Covid-19 mempercepat digitalisasi ekonomi dan keuangan. Itu betul-betul mendorong sangat kuat ekonomi keuangan digital. Ini luar biasa,” ucap Perry.

Keamanan data transaksi digital harus dijamin

Peneliti ekonomi dari lembaga Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Bima Yudistira mendorong pemerintah menjaga keamanan data transaksi digital.

“Yang perlu ditingkatkan adalah keamanan data pengguna sehingga kasus pembobolan yang elektronik tidak terjadi,” kata Bima Yudistira.

Baca Juga: PSSI Ajukan Vaksinasi, Pelatih Bali United: Jika Terima Vaksin, Kompetisi Bisa Berjalan

Bima juga berharap edukasi kepada masyarakat mengenai literasi keuangan digital harus ditingkatkan.

Selain kepada masyarakat konsumen, edukasi juga harus dilakukan terhadap merchant atau pedagang di marketplace yang menyediakan barang dagangan.

Bima juga berharap pemerintah mendorong transaksi digital tidak hanya terpusat dan dominan di pulau Jawa saja. Bima ingin peningkatan transaksi digital di luar Jawa juga sama masifnya dengan di Jawa.

Baca Juga: 6 Manfaat Coklat Bagi Tubuh, Salah Satunya Mengurangi Resiko Penyakit Jantung

“Interoperabilitas itu kalau di warung bisa pakai GoPay, ShopeePay dan lainnya itu perlu didorong sehingga pemain uang elektronik bisa ekspansi tidak hanya di Jawa saja,” ujar Bima lagi.

“Ini butuh insentif untuk banyak kerja sama antara pemain konvensional, merchant, pedagang kecil dengan provider uang elektronik. Ini perlu ekspansif dilakukan,” tutur Bima menutup.***

 

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini