Ekonomi Indonesia Sedang Tidak Baik-baik Saja, Dede Yusuf Dorong Masyarakat Miliki Alternatif Income

- 22 April 2022, 18:37 WIB
Potret anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Dede Yusuf.
Potret anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat, Dede Yusuf. /Instagram / @ddyusuf66/

JENDELA CIANJUR - Anggota Komisi X DPR RI Dede Yusuf Macan Efendi menyebut Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja dalam segi ekonomi.

Akibat dilanda pandemi selama dua tahun lebih, ekonomi Indonesia kini sedang dalam posisi turun.

Menurut dia, akibat pandemi, ekonomi Indonesia menjadi sulit kembali ke posisi sedia kala.

Ditambah lagi, biaya hidup kini semakin tinggi yang menyebabkan masyarakat menjadi kebingungan.

Baca Juga: Ini Skema One Way Pas Mudik, Arah Jakarta Dilarang Pake Jalan Tol!

"Minyak goreng mahal, bensin naik, kebutuhan lain jelang Lebaran juga sudah terasa (mahal)," kata Dede Yusuf melalui siaran secara virtual saat memberikan pemahaman kepada ratusan pelaku UMKM di Kabupaten Bandung peserta Bimbingan Teknis Digital Marketing di Hotel Sutan Raja, Soreang, Jumat 22 April 2022.

Oleh sebab itu, ia menyarankan agar masyarakat untuk tidak begitu menggantungkan hidup dari single income.

Solusinya, yaitu dengan mencari alternatif income dengan memanfaatkan digitalisasi.

Baca Juga: Jelang Lebaran 2022 Jembatan Citarum Lama di Dayeuhkolot Direaktivasi, Truk Dilarang Melintas!

"Kalau hanya mengandalkan satu penghasilan saja, maka agak sulit untuk memenuhi kehidupan di era sekarang. Baiknya sekarang memanfaatkan ekonomi digital," ucapnya.

Pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Gubenur Jawa Barat tersebut mengajak masyarakat terutama pelaku UMKM untuk memanfaatkan pengetahun mengenai digital marketing untuk mencari penghasilan lain melalui ekonomi kreatif digital.

Baca Juga: Mabes Polri Mengendus Penyimpangan Penyaluran Minyak Goreng dan Pupuk Bersubsidi di Provinsi Lampung!

"Ambil satu contoh saja, seorang selebgram yang setiap hari memposting di medsos untuk melakukan endorse produk. Jika setiap hari melakukan endorse senilai Rp500 ribu untuk dua produk, artinya sehari dapat Rp1 juta. Dikalikan sebulan berarti sekitar Rp30 juta," katanya.

Menurut dia, itulah yang dinamakan kekuatan digital marketing dan harus diketahui dan dipelajari oleh pelaku-pelaku ekonomi kreatif. Apalagi, kata dia, Indonesia kini sedang menuju era digitalisasi.

"Semua orang berlomba-lomba dan berupaya untuk berkarya di dunia digital. Tidak hanya melulu masalah endorse saja, tapi juga bisa membuat konten melalui YouTube, TikTok dan lainnya yang bisa menhasilkan pendapatan," kata dia.

Baca Juga: Mabes Polri Mengendus Penyimpangan Penyaluran Minyak Goreng dan Pupuk Bersubsidi di Provinsi Lampung!

Oleh sebab itu, ia menekankan bahwa mengetahui teori digital marketing sangat penting dan harus dipikirkan bersama.

Sebab di dunia digital marketing ada hal yang penting dan harus diterapkan agar konten atau barang dagangan bisa laku dan menghasilkan pendapatan.

"Saya kasih masukan sedikit, bahwa di digital markerting ada AIDA (Attention, Interest, Desire, Action), dan juga AISAS (Attention, Interest, Search, Action, Share)," kata dia.

Baca Juga: Legenda Basket Tawarkan Diri untuk Melatih LA Lakers, Syaratnya Bayarannya Selangit!

AIDA dan AISAS ini, lanjut politisi Partai Demokrat tersebut menjadi bagian penting di digital marketing.

Dengan menerapkan itu, maka pelaku UMKM atau ekonomi kreatif bisa mendapatkan pendapatan yang diinginkan.

"Semisal, wajit Cililin, kalau hanya dijual di toko atau warung saja, maka orang dari wilayah lain tidak akan tahu. Tapi kalau di share di medsos sebagai tempar promosi baru dengan menggunakan kaidah AIDA dan AISAS, maka tentu akan bisa dikenal orang, dan tertarik untuk membeli," katanya.

Dengan terus memberikan bimbingan teknis sebagai upaya pendampingan dan dukungan, kata dia, negara ingin mendorong pelaku UMKM bisa masuk untuk mempromosikan produknya melalui digital.***

Editor: AR Rachmawati


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini