Hadapi PSBB Jakarta Dengan Optimis meski Omzet Turun Drastis, ini Trik Pengusaha Barber Shop di DKI

- 19 September 2020, 11:31 WIB
ILUSTRASI barbershop.
ILUSTRASI barbershop. /STOCKSNAP/PIXABAY/

PR CIANJUR - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mulai diberlakukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di wilayahnya sejak 14 September 2020 berpengaruh besar terhadap perekonomian pada usaha di tingkat usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Seperti diungkapkan salah seorang pengusaha barbershop asal Jakarta Barat.

Ervan Wiradilaga, pria berusia 36 tahun ini memulai usaha barbershop dengan nama Big Boyz Barbershop sejak Januari 2015.

Baca Juga: Mendagri Tito Karnavian Positif Covid-19? Kemendagri: Itu Hoaks!

Baca Juga: Fakta Terbaru Kasus Pembunuhan di Kalibata City, Pelaku Belajar Mutilasi Secara Otodidak di Medsos

Saat ini, lulusan D3 Pariwisata Universitas Indonesia (UI) ini telah memiliki dua cabang yang terletak di Kelapa Dua, Kebon Jeruk, Jakarta Barat dan satu cabang lainya berlokasi di Tebet Barat, Tebet, Jakarta Selatan.

Menurut Ervan, pemberlakukan PSBB berpengaruh besar terhadap omzet usahanya.

"Besar pasti pengaruhnya (PSBB), omset turun drastis bisa sampai 70%, ke karyawan jelas pengaruh karena karyawan sistem gaji nya adalah bagi hasil," tulisnya pada pesan singkat ke Pikiran Rakyat Cianjur.

Namun Ervan tetap optimis dapat melalui rintangan ini, karena menurutnya ini bukan kali pertama PSBB diberlakukan di Jakarta, sebelumnya usaha potong rambut miliknya pernah didera kondisi yang sama saat pemberlakukan PSBB jilid pertama di Jakarta.

Baca Juga: Dirjen Pas Sampai Turun Tangan, Napi Asal China Berhasil Kabur Lewat Gorong-gorong Lapas Tangerang

Menurutnya perlu trik dari pelaku usaha agar roda perekonomian tetap berjalan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Untuk protokol kesehatan jelas sudah diterapkan sesuai anjuran pemerintah, dari mulai disediakan tempat cuci tangan sebelum masuk, hand sanitizer, cek suhu, disinfectant untuk ruangan dan disinfectant khusus alat-alat barber," katanya lagi.

Lelaki penggemar Vespa ini menganggap protokol kesehatan amat penting ditaati, utamanya pada bisnis yang ia jalankan.

Kontak antara barber (pencukur) dan pelanggannya amat dekat, hal ini harus selalu dipastikan dalam keadaan yang aman.

Baca Juga: Pengakuan Wagub DKI Jakarta Sulit Menghadapi Klaster Covid-19, ini Tanggapan Faisal Basri

Selain untuk barber, juga untuk pelanggannya sendiri, oleh karenanya Ervan memberikan pilihan pada pelanggannya untuk memakai kip (kain pangkas rambut) personal atau yang regular

Untuk kip personal sekali pakai, Big Boyz Barbershop akan mengenakan tambahan biaya sebesar Rp10.000.

Ini merupakan salah satu trik untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi para pelanggannya.

Meski harus merogoh kocek lebih, beberapa pelanggan diakui Ervan rela membeli kip personal tersebut karena kip menempel langsung ke badan pelanggannya, jadi harus benar-benar bersih kondisinya.

Baca Juga: Setelah PSBB Ketat, Anies Baswedan Tegas Tutup Puluhan Kantor yang Langgar Protokol Kesehatan

"Namun kip yang disediakan (reguler) selalu rutin dicuci untuk memastikan kebersihannya, juga setiap pelanggan selalu dipakaikan neck ruffles," lanjutnya.

Pada kedua barbernya yang berukuran hampir sama, 3,5x7 meter, Ervan ketat menerapkan protokol kesehatan.

"Sesuai anjuran pemerintah, maksimal 7 orang, juga masker wajib dikenakan. Pelanggan yang datang berdua atau ditemani, kami minta untuk menunggu diluar demi tegaknya protokol kesehatan ini," tegasnya.

Baca Juga: Fakta Pelaku Mutilasi di Kalibata, Mantan Aktivis UI dan Trending Twitter #AkuMensJanganSentuhAku

Meski ia mengaku kedua tempat usahanya belum pernah didatangi petugas untuk sidak, ia tetap menjalankan protokol kesehatan di tempat usahanya.

"Ini demi kebaikan bersama," pungkasnya.***

Editor: Adithya Nurcahyo


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x