MITOS, Konsumsi Lemak Bikin Gemuk, Ini Faktanya, Kata Ahli Diet Amerika Serikat

- 7 Februari 2022, 10:33 WIB
Ilustrasi lemak. Siapa bilang konsumai lemak bikin gemuk? Ini faktanya.
Ilustrasi lemak. Siapa bilang konsumai lemak bikin gemuk? Ini faktanya. /Pixabay/Bru-nO.

JENDELA CIANJUR - Kabar gembira bagi anda wanita yang ingin menurunkan berat badan, tapi sulit untuk meninggalkan kebiasaan dan hobi makan lemak.

Ternyata, faktanya makan lemak tidak otomatis menyebabkan berat badan bertambah.

Lantas, bagaimana mitos seputar lemak ini dimulai dan kenapa ahli diet mengatakan bahwa itu salah? Jendela Cianjur akan mengupasnya untuk anda.

Baca Juga: Doa berbuka puasa Senin Kamis dan Puasa Rajab Sesuai Sunah Rasulullah, Lengkap Latin dan Arabnya

Dilansir dari Popsugar, Senin, 7 Februari 2022, ahli diet terdaftar di Cleveland Clinic Wellness, Kristin Kirkpatrick, memastikan, makan lemak tidak otomatis membuat gemuk.

Faktanya, menurut dia, makan berlebihan setiap makronutrien, baik lemak, protein, atau karbohidrat, meningkatkan risiko kenaikan berat badan.

Akan tetapi, lemak itu sendiri bukanlah sesuatu yang akan membuat gemuk.

Baca Juga: MENGHARUKAN! Bulgasal Berakhir dengan Rating Tertinggi, Pertama Kali lampaui Angka Psikologis 

Lantas, darimana kesalahan itu berasal?

Adalah fakta bahwa lemak bisa menjadi nutrisi yang cukup menakutkan bagi mereka yang menghitung kalori.

Pasalnya, menurut Kristin, lemak memiliki kalori yang lebih padat. Satu gram lemak mengandung sembilan kalori.

Bandingkan dengan protein dan karbohidrat, yang masing-masing hanya mengandung empat kalori per gram.

Baca Juga: Jimin BTS Murka! Baby Mochi Kecewa: Itu Buruk, Akan Menyakiti

"Orang juga mungkin mengasosiasikan lemak dengan makanan yang lebih 'memanjakan', seperti mentega dan steak," katanya.

Kondisi ini menambah kesalahpahaman bahwa lemak itu tidak sehat dan mulcullah asosiasi sederhana bahwa makan lemak mungkin hanya membuat lemak dalam tubuh, yang belum tentu demikian.

Padahal, menurut dia, kita cenderung menambah berat badan jika makan makanan olahan atau tidak sehat atau makan berlebihan secara konsisten, termasuk lemak, tetapi lemak tidak secara inheren menyebabkan kenaikan berat badan.

 Baca Juga: Rela Take Adegan Ini Sampai 17 Kali, Park Solomon: Ternyata Ini Rasanya

Faktanya, kata Kristin, banyak kliennya yang berhasil menurunkan berat badan dengan diet tinggi lemak, seringkali karena mereka mengganti karbohidrat olahan dan gula dengan lemak sehat (misalnya, ngemil kacang).

Diet ketogenik yang populer, yang tinggi lemak dan rendah karbohidrat, menurut dia, adalah salah satu yang telah membantu banyak orang menurunkan berat badan, meskipun masih kontroversial di kalangan ahli diet .

Menurut Kristin, lemak juga lebih sulit dicerna dibandingkan nutrisi lain, seperti karbohidrat.

Baca Juga: Sinopsis Twenty Five Twenty One Nam Joo Hyuk - Kim Tae Ri, Cinta di Tengah Krisis Moneter

Itu berarti, mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk bergerak melalui sistem pencernaan, yang membantu kita tetap kenyang lebih lama dan memiliki lebih sedikit keinginan ngemil.

Lemak meningkatkan metabolisme untuk alasan yang sama, dimana tubuh  membutuhkan lebih banyak energi (alias membakar lebih banyak kalori) untuk mencernanya.

Berapa banyak lemak yang harus dimakan? Menurut Kristin, rata-rata usahakan untuk menjaga lemak sebagai 30 persen dari diet harian.

Baca Juga: Sinopsis Ghost Doctor Episode 11: Rain dan Kim Bum Terjebak Situasi Mengharukan

Namun, ia menekankan bahwa jumlah konsumsinya dapat bervariasi berdasarkan kondisi tubuha, tingkat aktivitas, dan kesehatan umum.

"Sebelumnya, konsultasikan dulu dengan dokter atau ahli gizi untuk panduan khusus untuk tubuh anda," katanya.

Lemak yang dipilih, menurut dia, haruslan lemak sehat, seperti alpukat, kacang-kacangan, kedelai utuh, minyak zaitun, dan ikan berlemak seperti tuna dan salmon.

Menjaga sumber lemak sehat tersebut sebagai bagian dari diet rutin, seimbang dengan karbohidrat dan banyak protein***

Editor: AR Rachmawati

Sumber: Popsugar


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah