Suka Mengantuk saat Berpuasa? Ini Tips Tetap Segar di Bulan Ramadhan

- 5 April 2022, 13:05 WIB
ilustrasi mengantuk
ilustrasi mengantuk /

JENDELA CIANJUR - Di bulan Ramadhan, ummat muslim di dunia wajib melaksanakan ibadah shaum alias puasa.

Berpuasa tentunya dapat memengaruhi jam biologis dan metabolisme tubuh kita. Akibatnya, orang yang menjalankan puasa bisa menjadi sering ngantuk.

Kenapa kita sering ngantuk saat puasa?

Menurut dr Angga Maulana, yang ditinjau oleh dr. Yusra Firdaus, mengantuk saat puasa disebabkan oleh perubahan ritme sirkadian alias jam biologis tubuh. Ritme sirkadian sendiri adalah jadwal kerja berbagai sistem serta organ tubuh manusia.

Misalnya organ tubuh mana yang harus bekerja keras saat ini dan mana yang harus beristirahat dalam rentang waktu tertentu.

Ritme sirkadian yang mengatur siklus bangun-tidur pada manusia adalah siklus yang paling mudah diamati sehari-harinya. Ritme ini diatur oleh saraf hipotalamus yang terletak di otak manusia.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa tubuh memerlukan tidur agar tetap sehat dan menjaga fungsi fisik dan sosial, oleh karena itu pola tidur dihubungkan dengan bagaimana performa seseorang di siang hari.

Baca Juga: Kisah PPT 15 Tidak Bersambung Dari Tahun Lalu, Ini Jawaban Tegas Deddy Mizwar!

Bulan Ramadhan mengharuskan umat Islam untuk berpuasa di siang hari. Ini bisa berdampak pada perubahan pola tidur.

Aktivitas seperti makan, minum, interaksi sosial, dan olahraga sering kali ditangguhkan sampai malam hari, sehingga mengurangi jam tidur dan kualitas tidur di bulan Ramadhan.

Perubahan ini, walaupun tidak parah, dapat menyebabkan seseorang mengantuk atau tidak konsentrasi di siang hari.

Kenapa ritme sirkadian tubuh berubah saat puasa?

Perubahan pola makan dari yang awalnya tiga kali sehari menjadi dua kali sehari di waktu malam, disertai dengan aktivitas yang bertambah di malam hari, dapat mengubah metabolisme tubuh seseorang, seperti suhu inti tubuh dan pola tidur.

Bulan Ramadan yang berbarengan dengan musim panas di negara yang dekat kutub dapat menyebabkan waktu puasa bertambah dibandingkan dengan musim kemarau atau dingin, oleh karenanya perubahan pola hidup yang terjadi dapat lebih dirasakan.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa berpuasa dapat menyebabkan perubahan ritme sirkadian. Saat berpuasa, suhu inti tubuh dan pengeluaran hormon kortisol di siang hari menurun, dan pengeluaran hormon melatonin juga dilaporkan berkurang selama puasa.

Perlu diketahui, melatonin merupakan hormon utama yang mengatur siklus tidur-bangun dengan cara mengubah suhu inti tubuh, sedangkan kortisol yang disebut dengan ‘hormon stress’ membantu kita untuk tetap terjaga di siang hari.

Pukul 2 sampai 4 sore adalah waktu rentan ngantuk saat puasa

Pada bulan Ramadan, umat Islam sering kali menunda jam tidurnya agar memiliki waktu lebih untuk makan, minum, bercengkrama, dan melakukan aktivitas lainnya di malam hari.

Halaman:

Editor: AR Rachmawati


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x