"Mengenakan masker, mencuci tangan, semua itu adalah penghalang penularan, atau penularan, tetapi karena virus menjadi lebih menular, secara statistik lebih baik untuk mengatasi hambatan itu," ungkapnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari WashingtonPost.
Penemuan itu terjadi ketika para ahli di Houston, Texas mengurutkan genom virus sejak dimulainya pandemi di Bara pada Maret lalu.
Studi mereka mengklaim salah satu mutasi yang paling dominan di AS, menyumbang 99,9 persen dari semua kasus di wilayah Houston.
Baca Juga: Sedang Dikembangkan Alat Deteksi Corona Melalui Embusan Nafas, Inovasi Karya Anak Bangsa
Mereka mengklaim mutasi mampu mengubah struktur 'protein lonjakan' yang dapat membantu penyebaran strain itu.
Para ahli mengatakan ini membantu virus untuk melekat pada sel yang terinfeksi dan pada gilirannya meningkatkan kemampuannya yang bermutasi untuk menginfeksi sel.
Menurut para ahli dari University of Chicago dan University of Texas Austin, strain D614G sekarang lebih unggul daripada pesaingnya.
Baca Juga: Mendapat Nasihat Temannya, Febri Diansyah Tanggalkan Jabatan, Pamit dari KPK
Penelitian mereka, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, menemukan orang dengan jenis yang terinfeksi memiliki viral load yang lebih tinggi di saluran pernapasan mereka yang memungkinkan virus menyebar.
Namun, meski dominan, para ahli mengatakan itu tidak berarti strain ini lebih mematikan.
Artikel Rekomendasi