PR CIANJUR – Selama ini tanaman dan orang yang mengonsumsi ganja diberikan stigma negatif oleh masyarakat. Benarkah sedemikian buruknya tanaman tersebut ?
Ganja bernama Latin Cannabis ativa L.. Belum banyak yang mengetahui bahwa serat ganja dapat digunakan untuk biokomposit, tekstil dan banyak sekali aplikasi kebermanfaatan dari tanaman tersebut.
Kepadatan tanam dan waktu panen dianggapp sebagai faktor manajemen penting yang memengaruhi kuantitas dan kualitas tanaman ganja.
Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19, Kemenpan-RB Sebut CPNS 2019 Jadi yang Terakhir, Rekrutmen Dibuka Lagi 2023
Varietas ganja yang ditanam di Kanada dan Eropa tersertifikasi dengan memiliki kandungan level THC di bawah 0,3 persen, dikutip Pikiran Rakyat Cianjur dari australianhempparty.com.
Sistem sertifikasi awalnya dikembangkan di Eropa untuk memungkinkan komersialisasi industri ganja memertimbangkan rasio CBD ke THC dan juga persentase absolut THC.
Ambang batas THC sebenarnya adalah 0,8 persen. Satu masih harus dibedakan antara dua kelompok besar varietas ganja, jenis obat-obatan dan jenis serat.
Selanjutnya dalam pembedaan klasik dari dua grup tersebut, para ilmuwan umumnya setuju deskripsi dari tiga jenis kimia;
(a) Jenis obat-obatan murni, mengandung THC sebesar 2-6 persen dan kekurangan CBD (cannabidio), (b) tipe pertengahan (mengandung sebagian besar THC), dan (c) jenis serat (mengandung THC kurang dari 0,25 persen.
Baca Juga: Jelang Pilkada 2020, Polres Trenggalek dan Situbondo Ikuti Kegiatan Khotmil Qur’an Polda Jatim
Artikel Rekomendasi