Wanita Hamil ini Ditolak 3 Rumah Sakit karena Penuh Pasien Covid-19, Ia Harus Kehilangan Bayinya

29 September 2020, 08:35 WIB
Ilustrasi bayi kembar. /@beautiful_bundle_photography/

PR CIANJUR - Wanita berusia 20 tahun asal distrik Kerala India ini harus rela kehilangan bayi kembarnya yang sudah mau dilahirkan ke dunia.

Shehla Thasni harus menerima kenyataan pahit terkait hal yang seharusnya membahagiakan bagi dirinya.

Bukan karena masalah medis, wanita ini ditolak berkali-kali oleh pihak rumah sakit yang sedang menangani pasien Covid-19.

Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari India Times, Shehla Thasni dibawa ke tiga rumah sakit yang berbeda pada hari Sabtu, 26 September 2020 kemarin.

Hal ini diakibatkan ia mengeluh mengalami rasa sakit jelang kehadiran dua anak kembar buah hatinya.

Sayangnya saat itu, tidak ada rumah sakit yang mau menerima proses persalinan dari Shehla Thasni.

Mereka mengaku bahwa pelayanan rumah sakit saat itu dipenuhi oleh para pasien pandemi Covid-19.

Baca Juga: Merchant Baru ShopeePay Minggu ini Penuh dengan Fesyen dan Makanan Lezat

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya dalam artikel "Ditolak Rumah Sakit Beberapa Kali karena Covid-19, Wanita Hamil ini Kehilangan Bayi Kembarnya".

Pasangan itu pertama kali mencari perawatan di Rumah Sakit Manjeri Medical College (MCH) sekitar jam 4 pagi pada hari Minggu.

Namun otoritas rumah sakit secara tegas menolak persalinan karena fasilitas mereka hanya bisa merawat pasien Covid-19.

Pasangan Shehla pun kemudian pergi lagi ke satu Rumah Sakit di kota Kottapparamba dimana ginekolog yang seharusnya bertugas juga dinyatakan tidak ada.

Baca Juga: Tanpa Disadari, 5 Kebiasaan yang Sering Dilakukan Ternyata Berbahaya

Putus asa, mereka pun ke Rumah Sakit Omassery sebagai pilihan terakhir.

Namun penolakan kembali dialami oleh pasutri ini karena pihak rumah sakit menyatakan mereka memerlukan surat hasil tes negatif dari pasien sebelum bisa melaksanakan persalinan.

Setelah itu, Shehla dibawa ke rumah sakit KMCT di Mukkam dan kemudian ke perguruan tinggi kedokteran Kozhikode.

Dia hanya menemukan fakta bahwa dua bayi kembar yang tengah dikandungnya tersebut harus meninggal karena penanganan yang terlalu lama.

Baca Juga: Berbahaya Bagi Manusia, Radiasi di Bulan Bisa Timbulkan Kanker hingga Demensia

Sang suami pun menjelaskan bahwa penanganan di rumah sakit terakhir yang merawat istrinya juga sedemikian parah.

"Saya membawa istri saya Shehla ke perguruan tinggi kedokteran Manjeri dengan rasa sakit yang parah sekitar pukul 04.30 pada hari Sabtu.

"Tapi setelah pergi ke beberapa rumah sakit akhirnya dia mendapat perawatan baru sekitar pukul 18.30. ” tutur sang suami Mohammed Sheriff.

Baca Juga: Sumbang Rp13 Triliun Ekonomi Nasional dari Industri Game, Gamer Jabar Didorong Kuasai ESports

Sheriff pun menyanyangkan protokol kesehatan di India yang tidak cepat tanggap dalam menangani proses persalinan yang seharusnya terjadi.

"Di dua tempat ini (rumah sakit), mereka mewajibkan sertifikat negatif COVID-19.

"Bagaimana mungkin untuk menghasilkan sertifikat negatif COVID itu juga dengan tes RT-PCR dilakukan ketika hasilnya sendiri memakan waktu 24 jam," ujarnya kembali.

Melihat apa yang dialami oleh pasangan Shehla dan Sheriff, pihak Pemerintah India mengaku tidak akan diam saja.

Baca Juga: Deklarasi KAMI di Surabaya Dibubarkan Polisi Saat Gatot Nurmantyo Pidato

Menteri Kesehatan di negara Bagian KK Shailaja meminta agar pihaknya segera melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.***(Alza Ahdira/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler