Update Invasi Ukraina, Pembicaraan Damai Gagal, Rusia Tingkatkan Tempo Serangan

- 1 Maret 2022, 15:49 WIB
Ilustrasi - Pembicaraan damai gagal hasilkan kata sepakat, Rusia tingkatkan tempo serangan di Ukraina.
Ilustrasi - Pembicaraan damai gagal hasilkan kata sepakat, Rusia tingkatkan tempo serangan di Ukraina. /Pixabay/Wikilmages/

JENDELA CIANJUR - Rusia kembali meningkatkan tempo serangan di pusat kota besar Ukraina.

Bahkan, saat melakukan pembicaraan damai pun, Rusia tidak mengendorkan serangan ke Ukraina.

Dilansir Jendela Cianjur dari Al Jazeera, Selasa, 1 Maret 2022, Jonah Hull dari Al Jazeera, melaporkan dari kota Lviv, di Ukraina Tengah, Rusia kembali meningkatkan tempo serangan mereka di pusat kota-kota besar, termasuk Kyiv, ibu kota Ukraina.

Baca Juga: Bupati Bandung Gelar OPM Minyak Goreng 60 Ribu Liter, Syaratnya Pembagian Berbarengan Dengan Vaksin

“Jelas, ada laporan ledakan terdengar di Kyiv pagi ini, ibu kota tentu saja, pusat kota terpenting di negara ini dan konvoi besar ke barat laut, sepanjang 40 mil, yang berisi baju besi Rusia, pasukan, logistik dan pasokan pendukung, yang siap untuk pindah ke ibu kota,” kata Hull.

Selain itu, menurut dia, ada konvoi lain datang dari tenggara, untuk mencoba dan mengepung ibu kota dan memberikan tekanan maksimum pada penduduk sipil di dalam kota dan pemerintahan presiden Zelensky.

“Pusat kota besar lainnya yang terus diserang adalah Kharkiv di timur," katanya.

Baca Juga: Visa dan Mastercard Blokir Lembaga Keuangan Rusia, Buntut Invasi Ukraina

Salah satu insiden yang sangat besar, menurut dia, dilaporkan di Okhtyrka, dimana 70 tentara Ukraina terbunuh oleh serangan roket Rusia.

Dilansir dari Reuters, pada insiden tersebut, puluhan warga sipil ikut tewas, ketika konvoi besar militer Rusia mendekati ibu kota Kyiv. 

Untuk memasuki Kyiv, Rusia telah mengumpulkan konvoi kendaraan lapis baja, tank dan peralatan militer lainnya yang membentang sekitar 40 mil (64 km), berdasarkan pencitraan perusahaan satelit AS Maxar pada Senin malam.

Baca Juga: Derry Sulaiman Sindir Menag Yaqut: Sudah Lama Di Padang Terdengar Suara Lonceng Gereja, Tak Ada yang Terganggu

 

Kementerian pertahanan Inggris dalam pembaruan intelijen militer pada hari Selasa mengatakan, penggunaan artileri berat di daerah perkotaan padat penduduk sangat meningkatkan risiko korban sipil." 

Pasukan Rusia menyerang di beberapa front dan pejabat Ukraina melaporkan pemboman di Kharkiv, kota terbesar kedua di negara itu, telah menewaskan puluhan warga sipil.

"Serangan roket barbar dan MLRS (sistem roket peluncuran ganda) dari kota-kota damai adalah bukti bahwa mereka tidak lagi mampu melawan Ukraina bersenjata," kata Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov di Facebook.

 

 

Baca Juga: Polemik Aturan Azan, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi : Dipanggil Keras Juga Tak Datang, Apalagi Dipanggil Pelan!

Sementara itu, pembicaraan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina yang diadakan pada hari Senin gagal mencapai terobosan dan para perunding belum mengatakan kapan babak baru akan berlangsung.

Putin menghadapi tekanan internasional yang meningkat dan dampak sistemik sanksi Barat menyebabkan keruntuhan rubel hampir 30% pada hari Senin sebelum intervensi bank sentral menyelamatkan mata uang dari posisi terendahnya.

Amerika Serikat dan sekutunya telah memberlakukan sanksi terhadap bank sentral Rusia, bisnis utamanya, oligarki dan pejabat, termasuk Putin sendiri, dan melarang beberapa bank Rusia dari sistem pembayaran internasional SWIFT.***

 

Editor: AR Rachmawati

Sumber: Al Jazeera Reuters


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini