Soal Covid-19, Sekjen PBB: Ada Putusnya Hubungan Antara Kepemimpinan dan Kekuasaan

- 28 September 2020, 18:38 WIB
Sekjen PBB Antonio Guterres.
Sekjen PBB Antonio Guterres. /Instagram @antonioguterres//Instagram @antonioguterres

Badan dunia yang lahir dari abu Perang Dunia II dengan awalnya 50 anggota telah berkembang secara dramatis.

Tujuh puluh lima tahun setelah negara-negara pendirinya menandatangani Piagam PBB di San Francisco, Amerika Serikat dan bersumpah untuk menyelamatkan generasi penerus dari bencana perang konflik berkecamuk di seluruh dunia yang diliputi oleh ketidaksetaraan, kelaparan, dan krisis iklim besar-besaran.

“Kita bisa mengkritik PBB untuk hal ini tetapi siapa yang sebenarnya kita bicarakan, ketika kita menyalahkan` PBB?," kata Presiden Swiss Simonetta Sommaruga.

Baca Juga: Terus Usik Soal Papua, Wakil Ketua DPR RI: Vanuatu Menghasut dan Sebar Hoaks

“Kita sebenarnya berbicara tentang diri kita sendiri, karena PBB adalah negara anggotanya. Dan seringkali negara-negara anggota menghalangi pekerjaan PBB," tambahnya.

Ketegangan terlihat pada pertemuan Dewan Keamanan ketika Amerika Serikat dan Tiongkok, dua dari lima anggota tetap yang memiliki hak veto menuduh satu sama lain salah dalam menangani dan mempolitisasi virus corona.

Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mencatat bahwa pada usia 75 tahun, PBB lebih tua dari kebanyakan negara anggotanya, dan yang lebih penting lebih tua dari 96 persen populasi global.

Baca Juga: Pemerintah Inggris Akan Berikan Rp76 Juta Untuk Menjadi Relawan Uji Coba Vaksin Covid-19 Terbaru

Bagi banyak pemimpin, peran PBB yang paling penting adalah kekuatannya untuk mengumpulkan atau menyatukan semua negara untuk berbicara. Tetapi ada banyak rasa frustasi tentang peraturannya, termasuk meminta 193 negara untuk menyetujui dokumen-dokumen penting seperti deklarasi memperingati ulang tahun ke-75, yang membutuhkan negosiasi berbulan-bulan.

Perdana Menteri India Narendra Modi bertanya dalam pidatonya menyatakan berapa lama negaranya dijauhkan dari pengambilan keputusan PBB.

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x