Bentrok Antara Armenia dan Azerbaijan, ini 4 Poin yang Perlu Diketahui

- 28 September 2020, 21:56 WIB
Bentrokan senjata antara Armenia dan Azerbaijan mengakibatkan jatuh banyak korban
Bentrokan senjata antara Armenia dan Azerbaijan mengakibatkan jatuh banyak korban /middleeastnewsservice.com

PR CIANJUR - Bentrok antar dua negara akibat sengketa wilayah antara Armenia dan Azerbaijan kembali meletus dengan bentrokan terberat dalam beberapa tahun.

Kedua belah pihak saling menuduh menggunakan artileri berat di tengah laporan tentang personel militer dan tewasnya warga sipil.

Kondisi yang terjadi

Baca Juga: Warga AS Dituntut 2 Tahun Penjara Karena Tulis Ulasan Negatif Sebuah Resort di Thailand

Minggu, 27 September 2020 pagi, Armenia mengumumkan deklarasi darurat militer.

Negara ini lantas memobilisasi tentaranya dan memerintahkan warga sipil untuk berlindung, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari The Guardian.

Armenia mengklaim tetangganya Azerbaijan telah melancarkan operasi militer di dalam wilayah sengketa yang disebut Nagorno-Karabakh. Azerbaijan mengatakan pihaknya menyerang hanya sebagai tanggapan atas penembakan Armenia.

Perselisihan utama antara Azerbaijan dan Armenia adalah perebutan wilayah Nagorny Karabakh di perbatasan kedua negara.

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya pada artikel "4 hal yang Perlu Diketahui Soal Bentrokan Armenia dan Azerbaijan".

Baca Juga: Tak Hanya Vanuatu, Ada 7 Negara Lain yang Satu Suara, Dukung Kemerdekaan Papua Barat

Nagorno-Karabakh diakui secara internasional sebagai wilayah Azerbaijan, tetapi sebagian besar penduduk Armenia yang menentang pemerintahan Azerbaijan selama lebih dari satu abad.

Pada tahun 1991 wilayah itu mendeklarasikan kemerdekaan dan sejak itu telah memerintah dirinya sendiri dengan dukungan Armenia sebagai Republik Artsakh yang tidak diakui.

Sejak Minggu kemarin, pasukan dari Nagorno-Karabakh bersama dengan militer Armenia telah memerangi tentara, dan pesawat Azerbaijan.

Sedikitnya 12 orang tewas termasuk warga sipil, dan ratusan lainnya dilaporkan terluka. Azerbaijan mengklaim telah mengambil wilayah di dalam Nagorno-Karabakh, klaim yang disengketakan oleh orang-orang Armenia.

Baca Juga: Demi Penuhi Kebutuhan Vaksin Covid-19 di Dunia, 500 Ribu Ekor Hiu Diprediksi Akan Dibunuh

Latar belakang

Nagorno-Karabakh merupakan sebuah wilayah pegunungan yang terkurung daratan di dalam perbatasan Azerbaijan. Wilayah ini menjadi sumber perselisihan sebelum pembentukan Uni Soviet.

Ketegangan ditekan ketika Armenia dan Azerbaijan menjadi bagian negara Soviet, tetapi perselisihan mereka muncul kembali ketika perang dingin berakhir dan kontrol partai Komunis atas blok tersebut dibubarkan.

Perang antara pasukan Armenia dan Azerbaijan berakhir dengan gencatan senjata pada tahun 1994, di mana Armenia menguasai penuh Nagorno-Karabakh dan tempat-tempat kecil lainnya di wilayah Azerbaijan.

"Perbatasan antara keduanya dianggap sebagai salah satu yang paling termiliterisasi di dunia," kata Laurence Broers, direktur program Kaukasus di Conciliation Resources, sebuah kelompok pembangun perdamaian.

Baca Juga: Demonstrasi Tolak Omnibus Law RUU Cipta Kerja Berlangsung Hingga 1 Oktober, Ini Tuntutan Buruh

"Kita memiliki situasi di mana perang parit yang terjadi di Eropa lebih dari 100 tahun setelah perang dunia pertama," tambahnya.

Beberapa elemen di kedua belah pihak berusaha untuk memasukkan konflik dalam istilah agama.

Mengapa Armenia-Azerbaijan saat ini bentrok?

Revolusi Armenia pada tahun 2016 mengantarkan generasi baru kepemimpinan dan meningkatkan harapan bahwa konflik Nagorno-Karabakh dapat bergerak menuju penyelesaian.

Aspirasi tersebut sejak itu menyusut ketika perdana menteri Armenia, Nikol Pashinyan, mengambil garis tegas tentang masalah yang mirip dengan pendahulunya.

Baca Juga: Temukan Covid-19 di Makanan Beku, Tiongkok Hentikan Impor dari Brazil, Rusia, dan Indonesia

Laurence Broers mengatakan dengan kondisi pandemi virus corona yang berdampak pada harga minyak dan gas Azerbaijan, diduga para penguasa memutuskan sekarang adalah waktu yang tepat untuk bertindak.

"Mereka berpikir mungkin itu ide untuk melakukan operasi sekarang, mengerahkan penduduk di sekitar bendera, membuat beberapa keuntungan teritorial dan memasuki kembali proses perdamaian dari posisi yang kuat,” kata Broers.

Azerbaijan mengatakan pihaknya menanggapi agresi Armenia di daerah yang secara hukum merupakan wilayahnya dan telah diduduki oleh pasukan musuh dan separatis selama beberapa dekade.

Campur tangan negara lain

Baca Juga: Soal Covid-19, Sekjen PBB: Ada Putusnya Hubungan Antara Kepemimpinan dan Kekuasaan

Selain masalah kemanusiaan, dengan warga sipil di kedua belah pihak yang terbunuh, konflik tersebut memicu keprihatinan internasional karena beberapa alasan. Utamanya adalah kekuatan campur tangan regional termasuk Rusia, Turki dan Iran diinvestasikan di Kaukasus Selatan dengan tingkat yang berbeda-beda.

Turki telah menyatakan dukungannya yang kuat untuk Azerbaijan, sementara Rusia secara tradisional lebih dekat ke Armenia, meskipun hubungannya dengan elit Azerbaijan telah berkembang. Kedua negara berdesak-desakan untuk mendapatkan pengaruh di seluruh dunia termasuk di Suriah dan Libya.

Armenia mengklaim bahwa Turki pernah mengirim pejuang Suriah ke daerah itu untuk berperang di pihak Azerbaijan, meskipun belum ada bukti kuat untuk ini. Pihak Azerbaijan menyebut tuduhan itu 'omong kosong' belaka.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: The Guardian Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x