Teror Pemenggalan Kepala di Prancis Kembali Buat 3 Korban di Gereja, Selang 13 Hari Usai Kasus Guru

- 30 Oktober 2020, 09:50 WIB
Ilustrasi pisau.
Ilustrasi pisau. //Pixabay/OpenClipart-Vectors

Aouissaoui tak membawa berkas apapun selain sebuah dokumen dari Palang Merah Italia.

Menurut jaksa, pria itu dijemput oleh kamera CCTV di stasiun Nice pada 6.47 pagi.

"Dia mengganti jaket dan sepatunya. Dia kemudian berjalan 400m ke basilika Notre-Dame. Dia masuk pada pukul 8.29 pagi. Pada pukul 8.57 pagi, polisi kota turun tangan dan memasuki gereja. Pria itu, meneriakkan 'Allahu Akbar', (kemudian, red) ditembak," ujarnya.

Ricard mengatakan para penyelidik telah menetapkan bahwa Aouissaoui terdaftar di Lampedusa, Italia pada 20 September 2020.

Baca Juga: Usai Bertemu dengan PBNU, Mike Pompeo Sebut AS dan Indonesia Berkomitmen Terhadap Toleransi Beragama

Serangan Terjadi 13 Hari Usai Pemenggalan Guru Prancis

Serangan pada Kamis, 29 Oktober 2020 terjadi 13 hari setelah seorang pria berusia 18 tahun memenggal kepala guru sejarah di sekolah menengah Prancis, Samuel Paty (47).

Peristiwa itu terjadi di timur laut Paris usai Paty menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW saat berdiskusi dengan para muridnya mengenai kebebasan berbicara.

Karikatur yang ditunjukkan termasuk salah satu ilustrasi yang sempat terbit di majalah satir Charlie Hebdo.

Baca Juga: Terkait Pencekalan Bambang Trihatmodjo, Mayangsari: Sebenarnya yang Nakal Gurunya

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: The Guardian Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x