Teror Pemenggalan Kepala di Prancis Kembali Buat 3 Korban di Gereja, Selang 13 Hari Usai Kasus Guru

- 30 Oktober 2020, 09:50 WIB
Ilustrasi pisau.
Ilustrasi pisau. //Pixabay/OpenClipart-Vectors

Presiden Prancis, Emmanuel Macron kemudian berjanji bahwa ia akan menindak para ekstremisme Islam.

Beredar pula kabar bahwa ia akan menutup masjid dan organisasi lain yang dituduh mengobarkan radikalisme sekaligus kekerasan.

Komentar Emmanuel Macron pun memicu protes kemarahan para muslim di seluruh dunia dengan menyerukan pemboikotan barang asal Prancis.

"Prancis sedang diserang. Tiga rekan kami tewas di basilika di Nice hari ini dan pada saat yang sama situs konsuler Prancis diserang di Arab Saudi," ujarnya.

Baca Juga: Fadjroel Arahkan Tim Najwa Shihab Temui Menkopolhukam Terkait Liputan Pembakaran Halte saat Demo

Ia mengungkap beberapa poin mengenai kasus pemenggalan kedua tersebut. Pertama, Emmanuel Macron mendukung penuh umat Katolik di seluruh dunia saat adanya sejumlah pastor yang meninggal karena serangan pada 2016 lalu.

"Kami berada di pihak mereka agar agama dapat dengan bebas dijalankan di negara kami. Orang bisa percaya atau tidak, semua agama bisa dipraktekkan, tapi hari ini bangsa di samping rekan Katolik kita," tambahnya.

Sedangkan pesannya yang kedua berisi soal kasus teror Nice yang juga dikaitkan dengan teroris Islam.

"Pesan kedua saya adalah untuk Nice dan orang-orang Nice yang telah menderita akibat kebodohan teroris Islam. Ini adalah ketiga kalinya terorisme melanda kota Anda dan Anda mendapat dukungan dan solidaritas bangsa," ujar Emmanuel Macron.

Baca Juga: Maia Estianty Bandingkan Penampilannya Tahun 2014 dan Sekarang: Mudaan Sakarang ya?

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: The Guardian Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x