Akun Twitter Mahathir Mohamad Terancam Dibekukan atas Permintaan Prancis, Imbas Cuitan Kontroversial

- 31 Oktober 2020, 09:38 WIB
Mahathir Mohamad.
Mahathir Mohamad. /muslimobsession.com

PR CIANJUR - Akun mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad diminta Pemerintah Prancis agar Twitter untuk menangguhkan karena cuitan kontroversialnya.

Cuitan kontroversial Mahathir yang menyebut "Muslim berhak untuk marah dan membunuh orang Prancis atas pembantaian di masa lalu".

Pemerintah Prancis menuduh Mahathir menghasut pembunuhan karena telah menuliskan cuitannya tersebut.

Baca Juga: Targetkan Tahun 2021 Punya Jodoh, Ivan Gunawan Jawab Isu Pernikahan dengan Bella Aprilia

Cuitan yang dianggap menghasut itu merupakan bagian dari serangkaian 16 thread di Twitter terkait yang diunggah pada Kamis, 29 Oktober 2020 dengan judul "Respect Others" kepada 1,3 juta followers Mahathir.

Dikutip Pikiran-rakyat.com dari The Australian, thread Twitter ini dibuat dua jam setelah seorang Muslim membunuh tiga orang di sebuah gereja di Nice, Prancis.

“Saya baru saja berbicara dengan Managing Director Twitter Prancis. Akun mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad harus segera dibekukan. Jika tidak, Twitter akan menjadi kaki tangan untuk seruan resmi pembunuhan," kata Menteri Urusan Digital junior Prancis, Cedric O, dalam unggahannya di Twitter.

Baca Juga: SBY Ungkap Antara Donald Trump atau Joe Biden, Mana yang Akan Menguntungkan Indonesia Jika Terpilih

Seruan untuk menangguhkan akun Dr Mahathir didukung pada hari oleh mantan perdana menteri Malaysia lainnya yakni Najib Razak.

Najib menyebutkan komentar yang diposting oleh musuh politiknya Mahathir telah diambil di luar konteks, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com pada artikel "Imbas Cuitan Kontroversial, Akun Twitter Mahathir Mohamad Terancam Dibekukan atas Permintaan Prancis".

Dalam serangkaian thread di Twitter-nya, Mahathir mengatakan dia tidak menyetujui pemenggalan kepala oleh seorang pria muda Muslim terhadap guru Prancis Samuel Paty setelah dia menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada siswanya.

“Tapi terlepas dari agama yang dianut, orang yang marah membunuh. Prancis dalam perjalanan sejarahnya telah membunuh jutaan orang. Banyak yang Muslim," tulis Mahathir dalam cuitannya yang kini telah dihapus Twitter.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Pilih Naikkan UMP 2021 di Jawa Tengah, Ingkari Mandat Ida Fauziyah

Mahathir yang pernah menjadi perdana menteri Malaysia selama 22 tahun juga mengecam Presiden Prancis Emmanuel Macron dan disebut 'primitif' karena menyatakan Islam adalah agama krisis.

"Karena Anda telah menyalahkan semua Muslim dan agama Muslim atas apa yang dilakukan oleh satu orang yang marah, maka Muslim berhak untuk menghukum Prancis," tulisnya.***(Julkifli Sinuhaji/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x