Rapid Test Disebar ke 54 Titik Ramai Wisatawan Jawa Barat Sesuai Arahan Ridwan Kamil

29 Oktober 2020, 18:23 WIB
Rapid test massal terhadap wisatawan dari luar kota yang dilakukan Pemkab Bandung di Dome Bale Rame Soreang, Rabu 28 Oktober 2020. /BUDI SATRIA/PRFM.

PR CIANJUR - Alat pengetesan secara acak disiapkan pemerintah Provinsi Jawa Barat sesuai dengan instruksi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Seiring dengan prediksi peningkatan kunjungan hingga akhir pekan, pemeriksaan tersebut dilakukan secara masif pada Kamis 29 Oktober 2020.

Meski demikian, di beberapa daerah, seperti Kabupaten Bandung sudah memulai rapid test.

Baca Juga: Inggris Kirim Kapal Perang ke Laut Mediterania Ikuti Prancis untuk Tantang Turki

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat Dedi Taufik mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menyiapkan 26.700 alat rapid test antibodi untuk wisatawan yang datang ke Jabar.

Ada 54 titik untuk pemeriksaan rapid test bagi wisatawan secara acak. Petugas di lapangan tak hanya dibekali oleh rapid test, tetapi juga 14.400 VTM dan 1.935 hazmat bagi petugas pemeriksa.

“Rapid tes screening awal untuk nanti ditindaklanjuti swab tes. ini dilakukan secara acak. Ini penting sebagai bagiana dari screening agar tidak ada peningkatan kasus Covid-19 setelah libur panjang. Ini pun agar wisatawan bisa merasa aman dan tenang,” kata dia, Kamis, 29 Oktober 2020.

Baca Juga: Usai Bencana Topan Molave Mengepung Vietnam, 16 Jasad Ditarik dari Lumpur

Menurut Dedi, berbagai upaya itu tidak terlepas dari instruksi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang tidak ingin ada peningkatan kasus saat libur panjang idul fitri lalu.

Saat itu, terjadi kenaikan jumlah kasus harian dan kumulatif mingguan sekira 69 persen hingga 93 persen dengan rentang waktu 10 sampai 14 hari.

“Di sisi lain, kami meminta wisatawan yang datang ke berbagai tempat untuk ikut berpartisipasi dengan tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan yang ada,” ucap dia.

Selain itu, dia pun sudah blusukan menyusuri sejumlah daerah dan destinasi wisata.

Baca Juga: Kedatangan Menlu AS Mike Pompeo Diterima Presiden Jokowi dan Dijadwalkan Bertemu NU

Tujuannya memastikan protokol kesehatan diterapkan dengan baik untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 saat libur panjang.

Pengecekan sudah dilakukan dalam beberapa hari terakhir ke wilayah Sukabumi hingga Pangandaran.

Ia mendatangi hotel, restoran dan tempat wisata termasuk area publik yang tidak berbayar, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com pada artikel "Arahan Ridwan Kamil, Rapid Test Disebar ke 54 Titik Ramai Wisatawan Jawa Barat".

Sebelum melakukan pengecekan langsung, ia dan beberapa kepala dinas di tingkat kabupaten kota serta elemen terkait termasuk divisi penanganan kesehatan rutin melakukan rapat persiapan menghadapi libur panjang di tengah pandemi.

Baca Juga: PBB Tanggapi Penghinaan Nabi Muhammad di Prancis, Sebut Karikatur Membuat Warga Sipil Jadi Korban

Hasilnya, ia memastikan protokol kesehatan sudah banyak diterapkan oleh pelaku industri pariwisata dan pengelola wisata alam.

Dari mulai pengecekan suhu tubuh, pembatasan kapasitas pengunjung hingga pembenahan infrastruktur pendukung.

“Kami monitor sekaligus melihat kesiapan ke tempat destinasi wisata dari wilayah Barat hingga Timur (Jawa Barat) sampai Pangandaran. Di public space (tempat publik) kami sudah bagikan masker dan edukasi,” kata Dedi.

“Tempat cuci tangan di destinasi wisata alam, hotel dan restoran sudah banyak siap. Penggunaan masker dan pesan tempat secara online juga sudah berlaku,” ia menambahkan.

Baca Juga: Simak Kriteria CPNS yang akan Gagal Meski Lulus SKB

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta kepada jajaran kepolisian untuk meningkatkan pengamanan saat libur panjang pada akhir Oktober 2020. Swab tes dan rapid test secara acak bagi wisatawan yang datang ke Jabar harus dilakukan.

Ia pun meminta komitmen bagi pemilik obyek wisata untuk menerapkan protokol kesehatan.

“Jangan kaget nanti diberhentikan dengan baik dan sopan oleh tim satgas dan polisi untuk PCR dan rapid test secara acak. Mudah-mudahan tidak ada yang positif. Saya imbau kepada kafe, restoran, bar, mohon memastikan dari sekarang pengaturan jarak, sirkulasi udara yang ditemukan pelanggaran,” kata dia.

Di sisi lain, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jabar Herman Muchtar menyebut momentum libur panjang diharapkan bisa meningkatkan okupansi hotel secara merata.

Baca Juga: Hong Kong Cabut Kewajiban Karantina Kedatangan dari Tiongkok Setelah Risiko Covid-19 kian Rendah

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Jabar, tingkat penghunian kamar (TPK) hotel pada Agustus 2020 mencapai 34,95 persen. Jika dibandingkan dengan Juli, TPK mengalami kenaikan 7,78 poin dari 27,17 persen.

Herman mengungkapkan, okupansi hotel di Jabar pada September berada di angka 15 – 20 persen. “Hotel bintang agak lebih baik dari hotel melati. Hotel bintang di atas 20 persen, sedangkan hotel melati di bawah 15 persen,” ujarnya.***(Novianti Nurulliah/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler