Jika Gempa Megatrust dan Tsunami 20 Meter Terjadi, 7 Kecamatan di Garut Berpotensi Terdampak

- 3 Oktober 2020, 08:17 WIB
Ilustrasi tsunami.
Ilustrasi tsunami. /Istimewa/PIXABAY/Elias Sch

PR CIANJUR - Hasil riset para ahli dari Institut Teknologi Bandung ( ITB ) terkait adanya potensi gempa bumi dengan magnitudo 9,1 SR yang dapat memicu tsunami hingga 20 meter yang disampaikan Triyono selaku kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.

Langsung disikapi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut.

Bersama para camat dan para kepala desa dari tujuh wilayah yang terancam bencana tersebut, BPBD Garut pun menyelenggarakan rapat koordinasi (rakor).

Baca Juga: Saat Dunia Mati-matian Lawan Covid-19, Objek Wisata di China Catatkan 1,1 Juta Pengunjung Kamis Lalu

Rakor yang dilaksanakan di aula Madrasah Aliyah Al-Maarif, Kecamatan Cikelet tersebut diikuti tujuh camat serta 22 kepala desa yang ada di wilayah pesisir pantai selatan Garut.

Adapun tujuh wilayah kecamatan yang berpotensi terdampak jika bencana dahsyat itu sampai terjadi adalah Kecamatan Pameungpeuk, Cikelet, Cibalong, Mekarmukti, Caringin, Bungbulang, dan Kecamatan Caringin.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman yang juga turut hadir dalam kegiatan rakor tersebut, mengingatkan agar masyarakat tetap tenang dan tidak lantas menyikapi hal ini dengan rasa panik yang berlebihan.

Namun demikian, Helmi meminta semuanya untuk lebih meningkatkan kewaspadaan, seperti yang diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya dalam artikel "7 Kecamatan di Garut Berpotensi Terdampak Gempa Megathrust dan Tsunami 20 Meter, Tenang tapi Waspada".

Baca Juga: Belum Bebas Corona, Tiongkok Catat 10 Kasus Baru Covid-19 per 3 Oktober 2020

"Di tengah masa pandemi Covid-19 seperti ini, kita juga dihadapkan kembali dengan hasil penelitian yang sangat menghebohkan, yaitu akan terjadinya gempa megathrust yang dapat menimbulkan tsunami dengan ketinggian 20 meter.

Ini tentunya sebuah cobaan bagi kita dan sebagai hamba-Nya, kita harus tetap sabar, berdoa, tetap tenang dan waspada terhadap berbagai kemungkinan," ujar Helmi.

Helmi menyampaikan keyakinannya jika kita tetap bersabar dan iklas, maka akan ada hal baik yang Allah tetapkan untuk hamba-Nya yang beriman dan bertaqwa. Nanun keyakinan ini jangan sampai membuat kita menjadi lengah dan berleha-leha.

Selain Helmi, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Firman Karyadin, juga turut memberikan edukasi melalui tayangan-tayangan tentang megathrust berikut asal muasal gempa megathrust.

Baca Juga: Mendagri Tito Karnavian Optimis Pilkada 2020 Berkontribusi Menekan Penyebaran Covid-19

Menurutnya, tidak bisa dipungkiri yang disimpulkan oleh masyarakat dari informasi yang beredar saat ini bahwa gempa megathrust sebagai sesuatu yang baru dan akan segera terjadi dalam waktu dekat, berkekuatan sangat besar, dan menimbulkan kerusakan serta tsunami dahsyat.

"Meski pemahaman seperti ini kurang tepat, akan tetapi kita harus tetap memberikan edukasi kepada masyarakat selatan jawa khususnya agar selalu waspada.

Paling tidak, kita bisa bersama-sama mempersiapkan sarana prasarana untuk meminimalisir dampak kerusakan maupun korban, mulai dari mempersiapkan jalur evakuasi hingga tempat aman, dan hal lainnya," kata Firman.

Firman mengungkapkan, zona megathrust sebenarnya sekadar istilah untuk menyebutkan sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal. Dalam hal ini, lempeng samudra yang menunjam ke bawah lempeng benua membentuk medan tegangan (stress) pada bidang kontak antar lempeng yang kemudian dapat bergeser secara tiba-tiba memicu gempa.

Baca Juga: Wajib Tahu! Minyak Jelantah Hasil Penggunaan Rumah Tangga Kini Bisa Ditukar Dengan Emas

Jika terjadi gempa, tambahnya, maka bagian lempeng benua yang berada di atas lempeng samudra bergerak terdorong naik (thrusting). Peristiwa ini tentu bisa menimbulkan terjadinya tsunami.

Lebih jauh Firman menerangkan, kegiatan rakor ini selain diikuti tujuh camat, juga diikuti 22 kepala desa yang dinilai rawan terdampak.

Desa tersebut adalah Mekarsari, Sancang, Karyasari, Karyamukti dan Desa Sagara (Kecamatan Cibalong), Mancagahar, Mandalakasih, Pameungpeuk dan Jatimulya (Kecamatan Pameungpeuk), Pamalayan, Cikelet, Cigadog dan Cijambe (Kecamatan Cikelet), Cijayana, Jagabaya, dan Karangwangi (Kecamatan Mekarmukti).

Baca Juga: WhatsApp Bisa Mute atau Matikan Notifikasi Chat Selamanya, Tapi Masih Versi Beta

Selain itu, ada juga Desa Karangsari (Kecamatan Pakenjeng), Desa Desa Sinarjaya (Kecamatan Bungbulang), serta Desa Cimahi, Indralayang, Purbayani dan Desa Samuderajaya (Kecamatan Caringin).***(Aep Hendy/Kabar Priangan)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini