Kiai Bulqin, salah seorang murid santrinya, disuruh mengantarkan pulang rombongan Nyai Siroj dengan naik kereta api. Dia disuruh berangkat lebih dahulu, sedangkan Kiai Ahmad Siroj akan menyusul dengan jalan kaki.
Anehnya, setiba di Solo, rombongan Kiai Bulqin baru sampai Ngapeman, Kiai Siroj sudah sampai di rumahnya yang berada di Panularan, Laweyan, Solo. Bagaimana itu dapat terjadi, pikir para rombongan yang berangkat lebih dahulu tersebut.
Karomah lainnya terjadi ketika Kiai Ahmad Siroj bepergian bersama 24 santrinya ke Susukan, Kabupaten Semarang dari Solo.Tuan rumah yang dikunjungi termasuk orang tidak mampu (miskin). Untuk memuliakan tamu, dimasakkannya oleh Abdus-Syakur, tuan rumah, satu kendil nasi.
Karena nasi terbatas, Kiai Ahmad Siroj sendirilah yang dipersilahkan makan dalam kamar. Kiai Ahmad Siroj tidak bersedia. Nasi diminta dihidangkan ruang depan di mana beliau dan santrinya sedang duduk bersila.
Nasi satu kendil itu dibagi-bagikan kepada semua tamu. Anehnya, setiap orang mendapatkan satu piring penuh, cukup untuk makan kenyang.
Sejak kecil memang Ahmad Siroj telah kelihatan menonjol bila dibandingkan dengan teman-teman seusianya. Dia bergaul dengan semua lapisan masyarakat tanpa membedakan suku, agama, ras maupun status sosial dan kelompok moral macam apapun.
Sewaktu masih muda, Kiai Ahmad Siroj berguru kepada beberapa ulama besar. Di Pesantren Mangunsari yang berada di Nganjuk, Jawa Timur, dia menimba ilmu kepada Kiai Bahri. Di Pesantren Tremas yang berlokasi di Pacitan, Jawa Timur, beliau berguru kepada KH Dimyati At-Tirmizi, dan di Semarang, beliau berguru kepada Kiai Sholeh Darat.
Semasa hidup, dia mendirikan Pesantren di Jalan Honggowongso 57 Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Provinsi Jawa Tengah di atas tanah seluas 200 m². Kitab yang diajarkan oleh beliau, selain Alqur’an dan Hadits adalah Sullamut Taufiq, Safinatun-Najah, Duratul-bahiyyah dan Fathul Qorib.
Kiai Ahmad Siroj wafat pada Senin Pahing, 27 Muharram 138 H atau 10 Juni 1961. Jenazah KH. Ahmad Siroj dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Makam Haji, Kartasura, Sukoharjo. Wallahu A'lam Bishawab.***
Artikel Rekomendasi