Kecaman pada Aksi Teror di Sigi, Dari Pemerintah hingga Jusup Kalla

30 November 2020, 21:07 WIB
Jusuf Kalla /Instagram/@jusufkalla

PR CIANJUR – Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia yang juga mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla mengecam keras aksi teror yang terjadi di Kabupaten Sigi, provinsi Sulawesi Tengah. Disitat Pikiran Rakyat Cianjur dari laman antaranews.com.

“Saya mengecam keras aksi terorisme yang melampaui batas-batas kemanusiaan yang terjadi di Poso tersebut,” kata JK sapaan akrab Jusuf Kalla, Minggu malam 29 November 2020.

Wapres RI ke-10 dan ke-12 itu mendukung upaya Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam menumpas jaringan radikal dan teror di Poso.

Baca Juga: MU Comeback Melawan Southampton, Bruno Fernandes: Edinson Cavani Bisa Mencium Aroma Gol

“Saya berharap aparat mengerahkan segala upaya dalam menumpas gerakan teror sampai ke akar-akarnya, agar mereka tidak berkeliaran lagi di Poso. Demikian pula akar teror di wilayah lainnya di Indonesia ini,” kata JK melanjutkan.

JK juga menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban kelompok radikal Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.

“Atas peristiwa yang menimpa satu keluarga yang menjadi korban aksi teroris di Sigi, Poso, saya menyampaikan bela sungkawa yang mendalam, para korban mendapat tempat yang layak di sisi Tuhan; dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan,” ucap JK.

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyatakan presiden Jokowi telah menginstruksikan penindakan tegas terhadap para pelaku.

Baca Juga: Kelompok Mujahidin Indonesia Timur Diduga Polda Sulteng Menjadi Otak Pembantaian di Sigi

“Pemerintah akan melakukan tindakan tegas dan memburu pelaku melalui Satgas Operasi Tinombala. Tentu pemerintah mengutuk keras kepada pelakunya dan menyatakan duka mendalam kepada korban dan keluarganya,” ujar Mahfud.

Sementara itu Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Prof. Dr. H Sagaf S Pettalongi menyatakan tidak ada agama yang menganjurkan pemeluknya untuk membunuh orang lain, yang tidak sekeyakinan, sependapat.

“Semua komponen yang ada di Indonesia secara umum, terkhusus untuk Sulawesi Tengah, mulai dari pemerintah, TNI dan Polri, umat beragama, tokoh agama, organisasi keagamaan, dan masyarakat, harus bersatu padu melawan gerakan radikalisme dan terorisme oleh MIT,” tutur Sagaf S dari Kota Palu tadi pagi, Senin 30 November 2020.

Baca Juga: Kementan Berkomitmen Cegah Korupsi dan Transparansi, Dapat Penghargaan Lembaga Paling Informatif

Prof Sagaf juga mengemukakan langkah deradikalisasi sebagai bentuk pencegahan tumbuh dan berkembangnya paham radikalisme harus terus digencarkan di Indonesia. Khusunya di Sulawesi Tengah.

“Kita harus dukung Polri dan TNI, dalam memberantas terorisme dan radikalisme, salah satunya dengan tidak membocorkan langkah strategis pihak TNI dan Polri, kepada kelompok MIT,” tutur Prof Sagaf menjelaskan.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler