Suara Keras Terdengar di Langit Bali, Lapan Menduga Ada Meteor Jatuh, Berikut Penjelasannya

25 Januari 2021, 19:54 WIB
Ilustrasi hujan meteor. /PIXABAY/laocaohenmang

PR CIANJUR – Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyatakan suara dentuman keras di langit Bali diduga berasal dari meteor jatuh.

"Bila dibandingkan dengan kejadian di Bone, ada kemiripan sehingga diduga ledakan di Buleleng juga disebabkan adanya meteor besar yang jatuh. Meteor itu menimbulkan gelombang kejut yang terdengar sebagai ledakan," kata astronom yang juga peneliti madya Lapan, Rhorom Priyatikanto di Jakarta, Senin, 25 Januari 2021.

Rhorom melanjutkan, meteor itu awalnya diduga memiliki ukuran beberapa meter saja, lebih mini secara ukuran dari asteroid Bone.

Baca Juga: Wakaf Dimaksimalkan Dalam Pembangunan, Jokowi: Mengatasi Ketimpangan Sosial di Negara Kita

Meteor yang sudah jatuh ke muka bumi tidak menimbulkan bahaya. Meteor itu tidak mengandung unsur radioaktif. Mineral di dalamnya bukan merupakan materi berbahaya bagi lingkungan.

Sebelumnya, satu dekade lalu di Bone, Sulawesi Selatan warga dikejutkan dengan suara ledakan beserta getaran di rumah mereka.

Lapan menganalisis bahwa itu ledakan sebuah meteor dan akhirnya terbukti dengan menggunakan data infrasound NASA, Amerika Serikat.

Data infrasound merekam meteor jatuh berdiameter 10 meter. Seismograf Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) juga mencatat getaran sebesar 1,9 magnitudo.

Baca Juga: Angka Kasus Covid-19 di Amerika Serikat Meningkat hingga Mencapai 25 Juta Jiwa

Dilansir Pikiranrakyat-Cianjur.com dari Antara Jabar, hari Minggu, 24 Januari 2021 sejumlah warga Kabupaten Buleleng provinsi Bali menuturkan sekitar pukul 11.00 WITA, mereka melihat jejak cahaya di langit disertai suara dentuman keras.

Sensor gempa BMKG di daerah Singaraja, Bali mencatat adanya ketidaknormalan sebuah getaran terekam selama 20 detik mulai pukul 10.27 WITA.

Rhorom melanjutkan pemantauan situs Lapan sendiri tidak memperlihatkan adanya benda artfisial atau buatan, dan juga sampah antariksa yang masuk ke langit Indonesia.

Penjelasan ilmiah paling rasional adalah bisa jadi ada sebuah meteor besar yang dinamakan juga bolide atau fireball masuk ke atmosfer dan jatuh di sekitar Buleleng.

Baca Juga: Urbanasia: Tombak Informasi Generasi Milenial Indonesia

Sebagian besar meteor biasanya terbakar di atmosfer karena gesekan yang terjadi dengan udara di sana. Dari ketinggian 100 kilometer di atas permukaan bumi banyak sekali terjadi peristiwa meteor besar masuk ke atmosfer.

International Meteor Organization (IMO), mencatat secara rapi penampakan meteor yang jatuh menghantam bumi. Kasusnya sama dengan di Buleleng, disertai suara dentuman keras.

Sementara itu, Minor Planet Center (MPC) dikelola oleh International Astronomical Union (IAU) menginformasikan bahwa pada hari Minggu, 24 Januari 2021 ada tiga asteroid berdiameter kurang dari 100 meter melintas melewati Bumi.

Baca Juga: Liverpool Harus Tersingkir di Ajang Piala FA, Manchester United Menang Dramatis

"Bila memang apa yang terjadi di Buleleng merupakan jatuhnya meteor berukuran besar, maka objek tersebut tidak berasosiasi dengan asteroid yang terdeteksi dan terkatalogkan sebelumnya," tutur Rhorom menutup.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler