Ini Dua Kelompok yang Diprioritaskan Mendapat Vaksin Covid-19 Menurut Menkes Terawan

1 Oktober 2020, 20:53 WIB
Menkes Terawan Agus Putranto. /ANTARA./

PR CIANJUR - Akan ada dua kelompok yang diprioritaskan mendapatkan vaksin Covid-19 jika sudah didistribusikan.

Seperti diungkapkan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, dua kelompok tersebut adalah tenaga medis dan pekerja berusia 18-59 tahun.

"Prioritas vaksin akan diberikan kepada garda terdepan yaitu seluruh tenaga medis dan seluruh masyarakat yang bekerja pada fasilitas medis," ujar Terawan pada Kamis 1 Oktober 2020 dikutip Pikiran-Rakyat.com dalam RRI.

Baca Juga: Beras Bercampur Plastik Pada Paket Bantuan PKH, Dedi Mulyadi: Sudah Kontak Dengan Ketua Komisi IV

"Berikutnya akan diberikan kepada masyarakat dengan kategori high risk, yaitu pekerja pada usia 18-59 tahun," tambahnya.

Ia juga menjelaskan, untuk saat ini kebutuhan vaksinasi mencapai 320 juta dosis, sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya pada artikel "Menkes Terawan Ungkap Dua Kelompok yang Diprioritaskan Mendapat Vaksin Covid-19".

"Dan dengan indeks pemakaian vaksin, maka kita harus bisa menyediakan 352 juta dosis vaksin," jelasnya.

Penyediaan vaksin ini dilakukan bersama dengan Kementerian Luar Negeri, Kementerian BUMN, BOPM, serta BNPB.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Gagal Diterima 3,3 Juta Pekerja, Cek Nama Anda Sebelum Terlambat, Begini Caranya

Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin menjelaskan saat ini kapasitas penyimpanan vaksin yang dimiliki oleh BUMN mencapai 123 juta vaksin.

Maka dari itu, pihaknya akan saling bekerja sama, khususnya pada Bio Farma dan Kimia Farma sebagai produsen obat.

Dalam pengadaan ini diperkirakan dapat memuat hingga 300 juta vaksin.

Pengadaan cold chain disiapkan untuk datangnya vaksin dari berbagai negara yang telah membantu Indonesia dalam pengadaan vaksin tersebut.

Baca Juga: Sebanyak 30 Pondok Pesantren di Banyumas Berpotensi Jadi Klaster Baru Covid-19

Sedangkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan telah dilakukan berbagai diskusi dengan negara terkait, seperti Tiongkok, Uni Emirat Arab dan Inggris dalam komitmen penyediaan vaksin bagi Indonesia.

"Kami telah berkomunikasi secara rutin dengan Tiongkok, Arab, maupun Inggris dalam penyediaan vaksin bagi Indonesia," ujar Retno.

"Kami juga telah mengatur waktu pertemuan antarnegara untuk dapat meninjau lebih lanjut mengenai uji klinis serta produksi vaksin yang nantinya akan dikirim ke Indonesia tersebut," tambahnya.

Baca Juga: Salah Satu Pesantren di Tasikmalaya Tolak Kedatangan Gugus Tugas Covid-19 Jabar, Uu: Saya Memahami

Suplai vaksin Sinopharm dan Sinovac akan didatangkan dari Tiongkok

Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito menuturkan tim teknis dari lembaganya akan melaksanakan kunjungan lapangan untuk melihat lab produksi vaksin serta uji klinis yang telah dilakukan.

Dalam kunjungan itu, nantinya akan dibahas mengenai sistem pengiriman vaksin serta sertifikasi halal dari vaksin tersebut.

Sementara itu, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 yang juga Kepala BNPB Doni Monardo meminta BPOM agar berkoordinasi dengan MUI untuk memastikan kehalalan vaksin Covid-19 tersebut.

Baca Juga: Positif Covid-19 Klaster Pesantren Kota Tasikmalaya Bertambah 53 Kasus per 1 Oktober 2020

"Setelah dicek kehalalannya maka BPOM bisa berkoordinasi dengan MUI untuk memberikan sertifikasi halal," katanya.***(Tita Salsabila/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler