1 Warga Ditemukan Tewas, 300 Rumah di Jakarta Selatan Terendam Banjir, Efek Curah Hujan Tinggi

12 Oktober 2020, 10:42 WIB
Ilustrasi banjir. /pixabay.com/Hermann/

PR CIANJUR - Curah hujan yang tinggi pada Sabtu, 10 Oktober 2020 di wilayah Jakarta Selatan menyebabkan banjir di beberapa wilayah.

Daerah Ciganjur salah satu yang mengalami banjir.

Hal tersebut membuat petugas pemadam kebakaran DKI Jakarta diterjunkan untuk menungsikan warga setempat.

Baca Juga: Ledakan dan Kobaran Api Pada Ultah Angga Wijaya, Niat Beri Kejutan, Dewi Perssik Malah Panik

Banjir dengan keringgian air 70 cm sampai 150 cm (1,5 m) telah merendam 300 rumah penduduk di Jalan Damai RT 04/RW 02, Kelurahan Ciganjur, Jakarta Selatan (Jaksel).

Banjir ini disebabkan oleh air dari anak Kali Baru membeludak ke pemukiman warga karena tembok penyekat kali sepanjang 50 meter di daerah Melati Residen runtuh.

"Hujan cukup deras, Depok juga hujan, Kali Baru ini alirannya di Depok," kata Alamsyah, Camat Jagakarsa pada Sabtu, 10 Oktober 2020.

Alamsyah mengungkapkan bahwa banjir juga berasal dari luapan anak Kali Setu akibat curah hujan yang tinggi.

Baca Juga: Bujukan Menaker Ida Fauziyah Tak Mempan, PBNU Tetap Tegas Tolak Omnibus Law

Sebagian rumah warga yang terletak di tepian kali mengalami kerusakan. Seorang warga ditemukan meninggal, yakni perempuan berusia 45 tahun.

Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com sebelumnya dalam artikel "Banjir Rendam Ciganjur Jakarta Selatan, Satu Korban Ditemukan Tewas dan Lainnya Terluka", sementara dua orang lain yang masing-masing adalah perempuan berusia 50 dan 48 tahun terluka dalam peristiwa tersebut, yang kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Ali Sibroh.

"Yang dua sudah dievakuasi di Rumah Sakit Sibroh, satu lagi informasinya meninggal dunia di Rumah Sakit Marinir," tutur Alamsyah.

Baca Juga: Pemerintah Pastikan Vaksin Covid-19 Siap Bulan Depan, Tahap Pertama Hanya Profesi Ini yang Dapat

Alamsyah berkata korban meninggal akibat tertimbun bangunan rumahnya yang rusak dihantam luapan air anak Kali Setu.

Alamsyah menerangkan pihaknya sudah menyediakan tiga tempat pengungsian untuk warga.

Setidaknya seratus warga telah dievakuasi menggunakan perahu karet yang disediakan Tim SAR yang merupakan himpunan dari Basarnas, BPBD DKI, serta relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Minggu, 11 Oktober 2020, dini hari.

Namun, mayoritas warga memutuskan untuk bertahan di lantai dua rumah mereka.

"Dinas Sosial DKI sudah mendirikan tenda di lokasi untuk warga mengungsi, yang kita butuhkan sekarang adalah bantuan makanan,"Alamsyah menyebutkan.

Baca Juga: Donald Trump Lanjutkan Masa Kampanye: Saya Sudah Kebal dari Covid-19

Hingga pukul 00.00 WIB dini hari, terdapat lima perahu karet yang siap sedia di lokasi. Tim SAR himpunan memprioritaskan ibu, balita serta lansia untuk diungsikan.

Para pengungsi pun kini sudah berada di tempat yang aman namun masih cukup dekat dengan Jalan Damai.

Palang Merah Indonesia Kota Jakarta Selatan. Dikemukakan oleh Dede Mulyadi, Humas PMI, sebanyak 600 bungkus makanan bagi warga yang masih berlindung di pengungsian akibat terkena banjir, telah didistribusikan dan dibagikan.

"Masih ada 271 warga terkena atau terdampak banjir di Ciganjur yang mengungsi, pagi ini kami distribusikan makan pagi 500 bungkus," kata Dedet hari minggu pagi, 11 Oktober 2020.

Baca Juga: PSBB Ketat Berakhir, Pengunjung Ber-KTP Luar Jakarta Bisa Berwisata ke Ancol

Berdasarkan asesmen PMI, terdapat 271 warga telah berada dalam situasi aman di sejumlah lokasi, seperti posko pendopo, pengungsian di Jalan Sadar IV, juga rumah salah seorang warga.

Keseluruhan angka pengungsi itu terdiri atas dewasa sebanyak 96 orang, lansia 37 orang, anak-anak 34 orang, dan balita enam orang.

"Warga terdampak ada di RT 04 dan RT 05 di RW 02, ada 300 rumah terendam, tempat pengungsian ada di pendopo, sekolah alam dan TK An Nur," tandasnya.***(Zakia Nuraini/Pikiranrakyat-Tasikmalaya.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat Tasikmalaya

Tags

Terkini

Terpopuler