Fahri Hamzah Sebut Bangsa Indonesia Miliki 3 Masalah Umum, Salah Satunya Citra Mengalahkan Kinerja

26 Oktober 2020, 08:34 WIB
Fahri Hamzah /@fahrihamzah/Instagram

PR CIANJUR - Di dalam dunia politik, politikus Fahri Hamzah diketahui telah berkiprah selama 21 tahun sejak 1998 lalu.

Pada periode 2014-2019 ia menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) dan anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI.

Pengalamannya yang cukup banyak dalam dunia politik membuat Fahri Hamzah memahami beberapa masalah bangsa Indonesia.

Baca Juga: Instalasi Kabel Bawah Tanah Jadi Sumber Kepulan Asap di Depan Masjid Istiqlal

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dalam akun Youtube Bamsoet Channel pada unggahan Minggu 24 Oktober 2020, Fahri mengungkap tiga masalah besar yang telah lama dihadapi oleh Indonesia.

"Saya kan alhamdulillah 15 tahun di DPR lalu 21 tahun di pemerintah kita jadi tahu lah a, b, c, d dari masalah pemerintahan ini," ujarnya.

Ia kemudian mengkategorikan masalah menjadi tiga jenis berdasarkan hal paling umum yang kerap dihadapi oleh bangsa Indonesia.

"Kita penyakit umum dulu ya, penyakit umum kita sebagai bangsa ada tiga lah dalam manajemen itu ada tiga penyakit kita ini," tambahnya.

Baca Juga: Kebakaran Hanguskan Rumah Warga Disertai Ledakan Keras, Diduga karena Charger HP

Pertama, lanjutnya, bangsa Indonesia kurang pandai dalam merencanakan segala sesuatu.

"Pertama bangsa kita ini kurang pandai dalam berencana, tiba masa tiba akal," ujar Fahri.

Permasalahan kedua menurut Fahri adalah kesibukkan yang dianggap sebagai patokan bahwa pemerintah telah melakukan pekerjaan sukses.

"Yang kedua bangsa kita ini dalam pelaksanaan itu kadang-kadang sibuk dianggap sukses. Sibuk itu dianggap sukses. Kalau ada OTT tiap hari dianggap sukses padahal suksesnya pemerintah terhadap korupsi ya korupsinya hilang. Jadi nalar ini di bangsa kita ini memang berat," tambahnya.

Fahri pun mengungkap poin ketiga yang ia anggap sebagai permasalahan selanjutnya yang tak bisa lepas dari bangsa Indonesia, yakni sebuah citra dapat mengalahkan kinerja.

"Yang ketiga itu adalah kadang-kadang citra itu mengalahkan kinerja, jadi penyakit kita secara umum," ujarnya.

Baca Juga: Usai Omnibus Law Cipta Kerja Sah, Ada 4 Aturan Turunan, Menaker: Sudah Mulai Dibahas Selasa Lalu

Hal paling utama yang mendasari tiga masalah itu tetap ada di Indonesia menurut Fahri adalah masih adanya sistem kekuasaan politik pada golongan tertinggi alias feodalisme.

"Tapi ada penyakit yang melatari semua itu bertahan terus, itu feodalisme masih kuat. Jadi sebenarnya sikap mental kita itu kepada pemimpin kadang-kadang gak berani terus-terang, gak berani apa adanya, gak berani berteman," tuturnya.

Fahri kemudian memberi contoh pada pemerintahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo saat ini, seperti diberitakan Pikiran-Rakyat.com pada artikel "Ungkap 3 Masalah Umum Pemerintah Sejak Dulu, Fahri Hamzah: Sibuk Itu Dianggap Sukses".

"Di tradisi umum kita itu pemimpin apalagi dengan Presiden jaraknya dengan Menteri itu jauh sekali sekarang ini dan sebenarnya kapan-kapan begitu. Jadi dia menganggap menjadi menteri adalah sebuah anugerah dari Presiden karena itu dia gak berani ada percakapan yang seimbang dengan Presiden, ini problemnya," ujarnya.

Padahal, lanjutnya, hubungan antara seorang Presiden dan Menteri yang bertugas membantunya harus seperti teman dekat.

Baca Juga: Kasus Corona Dunia Sampai Dengan 26 Oktober 2020, Indonesia 20 Besar Global

"Kalau mau jadi Presiden harus jadi temen, sahabat, apa adanya. (Seolah, red) Menteri gak boleh salah nih depan Presiden, gak boleh menyalahkan Presiden, Presiden salah pun kita biarin aja. Inilah feodalisme kemudian masalah ini seperti tidak selesai," jelasnya.

Fahri mengatakan jika seorang Menteri atau pejabat lainnya bertemu Presiden membawa beban maka semua ide yang seharusnya diberikan untuk pemerintahan yang lebih baik tak akan keluar.

"Kalau orang ketemu Presiden dengan beban udah selesai, gak akan ada idenya," pungkasnya.***(Farida Al-Qodariah/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler